8 - Pembimbing Killer

44.3K 3.5K 69
                                    

"Takdir itu tau tempatnya masing-masing!"

Pembimbing killer

Happy reading____

****

AKU berjalan terlantung sendirian di antara pemukiman kos elite di dekat kampus. Meski sudah larut malam, tetapi di sini masih terlihat ramai sekali. Aku tidak mengerti, jika tengah malam perutku selalu sangat lapar, jadi aku memutuskan untuk membeli makanan di luar. Udara malam ini begitu segar. Ah, aku suka sekali udara malam. Dingin-dingin gimana gitu.

Oh ya, mengenai kertas misterius tadi, aku sudah melupakannya. Entahlah, aku juga tidak tahu siapa pengirimnya. Tapi aku sangat berterima kasih sekali padanya. Berkat kertas tadi, aku dan Anggre jadi memiliki ide untuk judulku. Oh, akhirnya.

Ting

Suara notif ponselku membuatku menghentikan jalanku.

WhatsApp Grup____

Mahasiswa killer

Anggre killer

Ngopiiii yukkk

Besok ada kelas Bagas, gue gamau telat Nggre

Jika sudah nongki bersama mereka pasti akan lupa waktu. Pernah beberapa kali ketika sampai kos, aku baru memejamkan mata lalu subuh. Gajadi molor kan?

Aku menghela nafas panjang, teringat bahwa besok akan bertemu lagi dengan Bagas killer. Rasanya satu minggu sekarang sangat cepat.

Dita killer

Gue juga absen deh, takut kesiangan

Anggre killer

Yahhh, kok gitu sih? giliran gue bisa pada gabisa :(

Malam minggu kemaren juga gajadi kan?"

Sorry Nggreee

Anggre killer

Daniel sama Nino mana sih? kok gak nongol-nongol!

Aku memasukkan ponselku di saku lalu melanjutkan jalanku. Tanpa sengaja mataku melihat dua orang yang sedang duduk berhadapan di Cafe seberang jalan. Aku menyipitkan mataku memperjelas siapa kedua orang tersebut. Ternyata dugaanku benar!

Di sana ada Bagas dan Zaky mantan kekasihku. Aku tidak mengerti, sebenarnya ada hubungan apa mereka berdua?

Tanpa berniat kepo-in mereka terlalu jauh, aku segera melanjutkan jalanku. Aku sudah sangat lapar!

****

"Widihhh, tumben lo berangkat pagi?" tanya Dita pada Daniel yang baru saja datang.

"Ogah gue berurusan sama si killer!" jawab Daniel.

Memang benar sih, perkataan Daniel. Jika sudah berurusan dengan si killer itu sangat menyebalkan. Gak tanggung-tanggung resikonnya. Auto C-D-E.

Tak Tak Tak

Suara langkah kaki Bagas membuat penghuni kelas langsung kembali pada posisinya masing-masing.

"Selamat pagi!" sapanya singkat membuka perkuliahan.

"Pagi, Pak!" jawab semuanya antusias.

Bagas mulai mengabsen satu persatu penghuni kelas. Kemudian dilanjut menjelaskan materi hari ini. Tak ada satupun mahasiswa yang berani memainkan ponselnya. Semuanya membuka mata dan telinga lebar-lebar demi tidak terkena semprotan dari dosen killer seperti Bagas.

Dosen Killer!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang