Sekilas Yasmine melihat suatu acara berita di televisi tadi pagi yang memberitahukan laporan suhu kota London Minggu pagi ini. 2oC hampir minus. Sekejap Yasmine mematikan televisinya lalu memakai sweeter dan membawa segelas coklat panas ke balkon. Hiruk pikuk kendaraan di pagi hari terlihat jelas di balkon ini.
Otak Yasmine mulai berangan-angan bagaimana jika ia kembali ke Indonesia, meneruskan kuliah disana dan terbebas dari Bella dan pengikut Lord Davidson lain yang sedang mencari-carinya. Masalah akan selesai.
"masalah itu harus dihadapi tidak di hindari. Lagi pula jika kau kembali ke Indonesia belum tentu semua akan terselesaikan"
Yasmine menoleh ke asal suara tersebut, Iqbaal. Selalu begitu, datang secara tiba-tiba. Yasmine memasang tatapan aneh pada Iqbaal. Seakan mengerti maksud tatapan Yasmine ia kembali membuka mulutnya, menjelaskan yang mungkin di pertanyakan Yasmine.
"ini Minggu pagi, lihatlah disana sangat ramai. Aku tak mungkin terbang. Yah jadi aku jalan kaki" Yasmine pun hanya manggut-manggut.
"enak ya jadi dirimu bisa membaca fikiran orang. Jika kau punya pacar, maka tak ada kesempatan untuknya selingkuh" Yasmine merubah posisinya yang semula berdiri di pagar balkon menjadi duduk. Iqbaal? Ia telah duduk lebih dulu.
"jika boleh memilih aku lebih memilih jadi manusia, daripada jadi vampire walau dengan embel-embel bisa membaca fikiran atau apalah itu"
"kau tak pernah merasakan bagaimana jadi manusia" Yasmine memang tau Iqbaal dapat membaca fikiran orang yang ada di hadapannya karna sempat diberitahu Bastian kemarin, namun ia tak tau bahwa Iqbaal semula adalah manusia.
"siapa bilang? Aku dulu manusia" Yasmine menatap Iqbaal. Ekspresi wajah kaget dan tak percaya. Iqbaal hanya mengangguk tak mengucapkan sepatah katapun untuk menjelaskan lebih, terlalu menyakitkan. Yasmine tak ingin 'kepo' maka ia hanya diam tanpa tanya lebih jauh.
Lama mereka bercerita, hingga Yasmine tau bahwa Iqbaal keturunan Inggris Indonesia. Ya ayahnya orang Indonesia, makanya namanya aneh untuk orang Eropa.
"aku dulu pernah ke Indonesia. Mengunjungi orangtua ayah disana. Dan dulu aku juga bisa berbicara bahasa Indonesia namun sekarang sudah lupa. Tapi setelah ada suatu masalah apa aku tak mengerti ayah sudah tidak pernah mengajakku kesana lagi"
Ia sudah lama tak pulang ke rumah, jika pulang hanya sebentar untuk memberitahu otang tua nya bahwa ia baik-baik saja. Karena kondisinya sekarang yang menjadi seorang vampire. Meski masih sama bentuknya seperti manusia biasa, namun vampire dan manusia adalah suatu molekul yang sangat jauh berbeda.
Ia sedikit tergila-gila jika mencium bau keringat manusia, hasrat untuk meminum darah manusia akan hadir saat itu dan gigi taringnya pun akan meruncing seketika. Bukan hanya Iqbaal tapi juga Steffi, Salsha, Bastian, Aldi. Namun karena kerumunan vampire kecil ini sudah berniat untuk tidak memangsa manusia mereka akan berusaha untuk menahan semua nafsu itu dan menggantinya dengan meminum darah hewan beserta daging mentah hewan.
"mungkin ini udah jalan kamu Baal. Dan mungkin dengan jadi vampire ini kamu akan menemukan kebahagiaan" Senyum manis Yasmine terukir serasa sangat tulus. Baru kali ini Iqbaal melihat senyuman Yasmine. Iqbaal seperti terhipnotis. Kedua bola matanya tak henti memandangi Yasmine, senyumnya, guratan-guratan wajahnya, sangat indah.
"memang benar ya terkadang bidadari itu tanpa sayap" mulut Iqbaal seakan tanpa komando berbicara seperti itu, matanya pun belum lepas memandangi Yasmine. Yasmine kembali mengeluarkan tatapan mautnya yang mematikan dan langsung membuat Iqbaal memalingkan wajahnya.
Setelah cukup lama, Iqbaal pun pergi. (lagi) tanpa pamit. Mungkin bagi Yasmine itu sudah biasa. Ia kembali terfokus pada fikirannya. Memikirkan bagaimana ketika mamahnya dan Angga nanti datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Minute
VampireSeorang gadis bernama Yasmine memutuskan untuk kuliah di London. Namun di awal kehadirannya di London dia sudah dihadapkan oleh hal hal aneh yang berhubungan dengan kawanan vampire, bahkan menyangkut kerajaan vampire terbesar. Namun bukan itu masala...