BAB 10

23 0 0
                                    

"Bibi Dunken... yuhuuuu" Aldi mengetuk-ngetuk pintu rumah bibi Dunken. Rumah yang terbuat dari kayu dengan atap menyerupai rumah adat khas Papua. Di sekeliling rumah di tumbuhi ratusan bunga mawar merah yang selalu merekah. Seakan tak memiliki masa gugur ataupun layu. Udara di tempat ini pun begitu sejuk. Wajar saja, desa manusia srigala memang tak pernah di jamah oleh sinar matahari.

Apa kalian berpikir kenapa mereka harus mengetuk pintu? Kenapa tidak langsung masuk saja? Kan mereka bisa menembus benda padat. Sama seperti kita (manusia), vampire juga memiliki nilai-nilai kesopanan. Jadi, masuk ke rumah sesama makhluk astral tidak boleh langsung nyelonong. Mereka akan dikatakan tidak beradab jika tidak mengikuti nilai-nilai kesopanan makhkuk astral.

"Kak Aldi?" Daniel-- anak bibi Dunken yang membukakan pintu. Kenapa tidak bibi Dunken yang membukakan, batin Aldi.

"Bibi dimana Daniel?"

"Ibu.. ibu.. ibu tidak di rumah kak" begitu kentara getaran dalam suara Daniel. Sudah jelas dia menyembunyikan sesuatu. Aldi hanya mengernyitkan dahinya. Ia yakin jika ia bertanya, Daniel tak akan mau menjawab dengan jujur.

"Kau pikir kau bisa berbohong dariku?" Suara Iqbaal terdengar seperti mendesis, terlihat dia tengah menahan amarahnya. Kau melupakan sesuatu Daniel! Iqbaal bisa membaca pikiran bodohmu itu!

"Memangnya kenapa jika aku berbohong? Ibuku di dalam tapi dia sedang tidak dapat diganggu! Lebih baik kalian pergi sekarang juga!" Nada bicara Daniel halus, namun kata-katanya seakan menantang siapapun lawan bicaranya.

Iqbaal mengepalkan tangannya. Sorot matanya begitu tajam menatap Daniel. Jelas. Ada yang tidak beres dengan ini semua. Enggan berdebat lebih jauh Iqbaal langsung beranjak dari tempat tersebut yang langsung disusul oleh Aldi.

"Jangan pernah anggap mereka saudaramu lagi Al!"

"Kau siapa bisa mengaturku? Mereka saudaraku. Dari kecil aku hidup dengan mereka"
Aldi berusaha menyanggah perkataan Iqbaal. Dia begitu menyayangi keluargnya. Ralat. Keluarga 'aslinya'. Kawanan vampire yang ia miliki sekarang memang keluarganya juga, tapi ia tidak dibesarkan sebagai vampire. Dan menjadi vampire bukan impiannya. Ia tetap merindukan saat-saat ia menjadi manusia srigala.

"Jauhi mereka atau kau akan menyesal!"
Aldi berdiri mematung mendengar perkataan Iqbaal. Iqbaal kini sudah menghilang, meninggalkan Aldi yang masih mencerna perkataan yang Iqbaal ucapkan. Jika diberi pilihan, Aldi akan tetap memilih keluarga manusia srigalanya. Jadi, siapa Iqbaal bisa mengatur seenaknya? Aldi memilih untuk kembali ke rumah Bibi Dunken.

***
"Bagaimana Daniel?" Tanya bibi Dunken ketika putranya menghampiri ia di kamar.

"Mereka sudah pergi bu"

Bibi Dunken mengangguk. "Bagus. Aku tak akan menemui Iqbaal ataupun Steffi. Mereka bisa menggagalkan rencana kita"

"Bagaimanapun kak Aldi sudah bukan bagian dari kita bu. Dia pasti akan lebih membela kawanan vampire daripada manusia srigala"

Kesalahan terbesar yang Aldi lakukan adalah menceritakan mengani Yasmine kepada bibi Dunken. Aldi bodoh. Yah kalian juga tau jika Aldi bodoh. Dan kebodohannya itu kini mengancam kehidupan Yasmine dan juga kawanan vampire.

Banyak buku-buku mengenai pemilik tanda lahir bulan sabit yang dipelajari oleh Bibi Dunken. Bukan tanpa alasan tentunya. Karena memang ia memiliki obsesi tersendiri yang hanya akan ia dapat dari pemilik tanda lahir tersebut. Bertahun-tahun ia mencari keberadaan orang tersebut. Dan kini keponakannya tercinta yang datang dan memberitahu keberadaan pemilik tanda lahir bulan sabit itu. Ia langsung berusaha mati-matian untuk membangkitkan Bella kembali, untuk memperlancar rencananya.

Steffi tahu jika yang membangkitkan Bella adalah dari kawanan manusia srigala. Namun ia tidak tau jika Bibi Dunken lah yang melakukannya. Steffi tidak pernah bertemu Bibi Dunken soalnya. Yah kalian masih ingatkan jika Bella si vampire penuh kedendaman itu bangkit lagi? Ia tidak mungkin bangkit dengan sendirinya. Ia bangkit karena kekuatan gaib yang dikerahkan oleh bibi Dunken-- hasil pertapaannya setiap bulan purnama.

"Kau cepat cari manusia! Bella sepertinya sudah sangat lapar dan haus" perintah Bibi Dunken pada Daniel tepat setelah ia mendengar erangan dari Bella yang tergeletak di ranjang kamar. Daniel hanya mengangguk dan langsung melaksanakan perintah ibunya.

Bibir Bella sudah nampak sangat kering. Bella memang belum sepenuhnya siuman sejak ia meninggal dan dibangkitkan Bibi Dunken, Bella belum berbicara sama sekali, hanya sesekali matanya terbuka lalu terpejam kembali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Second MinuteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang