03 . THE GIRL

2.1K 295 70
                                    

Sudah sepuluh bulan lebih Deku berada di markas League Of Villains. Waktu selama itu kebanyakan ia gunakan untuk bermalas-malasan di Bar.

Deku sempat ditawari untuk bekerja di Bar tapi ia menolak dengan alasan belum cukup umur dan alasannya itu berhasil membuat Shigaraki uring-uringan mengumpatinya.

Hari ini Deku memutuskan untuk berjalan-jalan karena merasa bosan di Bar. Padahal masih pagi sekali--sekitaran jam enam.

Dengan membawa uang yang tergeletak di meja Bar--mungkin milik Giran, Deku mulai menapakan kakinya ke sembarang arah.

Setelah sekitar dua jam, Deku menghentikan langkah kakinya di tengah-tengah jalan. Dia mengedarkan pandangannya lalu mendesah kesal.

Deku tersesat.

Deku ingin menghubungi Kurogiri dengan ponsel yang dibelikan Giran beberapa bulan yang lalu.

Tapi, gerakan tangannya terhenti ketika melihat seorang gadis yang ada tak jauh di depannya sedang terjongkok memunguti barang-barangnya yang berserakan.

Karena nalurinya, Deku mendekati gadis itu dan berjongkok di sampingnya. Kemudian, ia ikut memungut sisa-sisa barang milik gadis itu.

"Te-terimakasih banyak. Maaf sudah merepotkan."

Deku melotot mendengar suara itu. Dadanya tiba-tiba bergemuruh. Ia perlahan mendongak melihat wajah dari pemilik suara barusan.

Deku menurunkan maskernya dan tudung hoodie yang ia pakai.

Lalu, Deku tersenyum lebar. "Ah... Tidak masalah. Aku sama sekali tidak kerepotan."

Diam-diam, Deku mengamati wajah gadis itu.

Wajah yang juga Deku benci. Bahkan rasa benci kepadanya lebih besar daripada rasa benci pada dirinya sendiri.

Deku ingin sekali menguliti wajah itu. Menusuknya. Menyayatnya. Membuatnya sekarat. Lalu... Membunuhnya.

Selama terjebak di dunia ini, gadis itu juga selalu menjadi target yang harus ia bunuh.

Selama terjebak di dunia ini juga, Deku selalu menguatkan tekadnya untuk membunuh gadis itu.

Tapi--

"Aku Deku. Kalau boleh tau, siapa namamu?" tanya Deku setelah selesai membantu gadis itu. Mereka sudah berdiri.

Gadis itu tersenyum manis. "Namaku Uraraka Ochako. Salam kenal, Deku-kun!"

--Deku selalu gagal untuk membunuhnya.

━━━━━━◇◆◇━━━━━━

Deku dan Uraraka berjalan berdua sambil mengobrol. Mereka benar-benar terlihat sangat akrab. Padahal faktanya mereka baru bertemu beberapa menit yang lalu.

Deku sendiri lumayan menikmatinya. Ini pertama kalinya ia bertemu alur seperti ini di dunia pararel.

Karena biasanya, ia akan bertemu pertama kali dengan Uraraka saat ia ikut Shigaraki menyerang di USJ. Yah... Seingatnya sih begitu.

"Ah... Jadi disini Tokyo..."

Uraraka terkekeh mendengar ucapan Deku barusan. "Baru pertama kali aku melihat orang tersesat dari Yokohama ke Tokyo, Deku-kun." ucapnya di sela tawanya.

Deku meringis mendengarnya.

"Bukankah kau kesini naik kereta, Deku-kun?" tanya Uraraka lagi menatap Deku yang jauh lebih tinggi darinya. Ia hanya setinggi pundak pria itu.

Sementara Deku menerawang keatas mencoba mengingat-ingat. "Sepertinya... Iya." gumamnya tidak yakin.

Uraraka kembali terkekeh melihatnya.

SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang