04 . BEGIN

1.8K 281 34
                                    

"Aku tidak mau ikut."

Di tengah-tengah pembicaraan serius itu, Deku menjadi pusat perhatian.

Shigaraki mendecih. "Jangan besar kepala dulu, bocah gila! Kau pikir kau sehebat itu hingga seenaknya saja?! Padahal kau belum membunuh siapapun."

Deku menghela nafas panjang. "Ah... Bukannya Sensei yang bilang padaku kalau aku tidak boleh seenaknya membunuh siapapun sampai waktunya tiba? Benar begitu 'kan, Sensei?" Deku melirik layar monitor di pojok ruangan.

"Tentu saja benar. Tapi, yang ku maksud 'sampai waktunya tiba' adalah penyerangan All Might di Akademi tempatnya mengajar, Deku."

Deku lagi-lagi menghela nafas kesal.

"Aku sangat bosan melihat kekalahan kalian..." gumam Deku menyangga dagunya dengan tangannya sebelum memejamkan matanya.

"Walaupun kau dari masa depan atau dari dunia yang berbeda, pasti akan ada takdir yang berbeda, Deku-kun."

Deku lagi-lagi menghela nafasnya mendengar kalimat Giran barusan. "Aku juga sangat bosan mendengar kalimat ampas mu itu..."

Kurogiri berdehem merasakan kecanggungan di sekitarnya. "Masih ada seminggu sebelum penyerangan kita ke USJ tempat jadwal All Might di sana. Mungkin kau bisa menggunakan waktu selama itu untuk berfikir, Deku-san."

"Ah... Selama seminggu itu aku lebih ingin bermain dengan Nomu atau berjalan-jalan hingga lupa jalan pulang..."

━━━━━━◇◆◇━━━━━━

Deku tidak main-main dengan kalimatnya. Dia sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata apapun selama seminggu. Saat ada yang menanyakan keputusannya, dia tetap menolak dengan kalimat yang tidak jauh berbeda seperti sebelumnya.

Besok adalah hari dimana Shigaraki dan Kurogiri beserta antek-anteknya memulai aksinya.

Sementara Deku saat ini tengah berjalan-jalan, padahal sudah hampir petang.

Tapi, siapa peduli? Deku lebih tidak mau mendengar celotehan dari Shigaraki atau pertanyaan Kurogiri.

"Ah..."

Deku tersesat lagi.

Deku mengedarkan pandangannya. Entah harus merasa beruntung atau tidak karena tersesat di tengah-tengah keramaian.

Niatnya yang ingin menghubungi Kurogiri terhenti saat menyadari penyebab keramaian di sekitarnya.

"Wuah! Mount Lady benar-benar hebat!"

Ah... Ternyata aksi pahlawan.

Deku tiba-tiba menyerengai. Masih berdiri di tempatnya, ia diam-diam mengeluarkan aura hitam miliknya  melewati kerumunan orang di depannya hingga akhirnya berhasil menangkap lengan kiri Mount Lady.

Hal itu membuat orang-orang melihatnya histeris kaget. Mount Lady sendiri panik. Ia berusaha melepaskan aura hitam misterius itu.

Deku semakin menyerengai.

Dengan satu gerakan di jari telunjuknya, Deku memutar lengan kiri Mount Lady yang ada di bawah kendali aura hitam miliknya.

Suara khas tulang patah bersamaan dengan jeritan kesakitan dari Mount Lady, membuat seluruh warga yang melihatnya langsung berteriak histeris.

Deku menarik kembali aura hitamnya lalu membalikan badannya. Ia meraih ponselnya sambil berjalan menjauhi keramaian tadi.

"Kurogiri-san, jemput aku~"

SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang