Cahaya telah dinyalakan, dan bersamanya aku meniti langkah ke dapan. Di sana tempatku melihat, di balik bukit tempat matahari terbit.
Dialah penunjuk waktu, alarm semesta yang menuntunku padamu. Tak banyak yang bisa dikatakan. Hanya salam, dan doamu yang selalu kuaminkan.
Tak menggebu dan terkesan biasa saja. Sederhana dan tidak memaksa. Menunggu atau ditunggu, hanya Tuhan yang Maha Tahu.
94/99 | 5 Syawwal 1441 H
KAMU SEDANG MEMBACA
99 Hari Bersama Tuhan
No FicciónDari 99 nama yang baik, Tuhan telah menetapkan rasa kasih sayang sebagai sifat keutamaan-Nya. Tulisan ini mencoba menghubungkan peristiwa sehari-hari yang dialami penulis dengan 99 nama Tuhan secara berurutan, sejak tanggal 1 Rajab hingga berakhir...