Enchanted - 07

52 17 16
                                    

Happy Reading!

- maybe the wolf is in love with the moon, and each month it cries for a love it will never touch. -

Rahma terlihat serius mendengarkan curhatan Ayna tentang Dikama dan gadis bernama Chelsea. Ayna yang bercerita sesekali menghela napas untuk meredakan kekesalan nya. Kamar kost tempat Ayna menjadi tempat pilihan mereka untuk mengobrol setelah kuliah usai.

"Kalau Kama nggak nolak pas di gandeng, mungkin dia sahabatnya?" Respon Rahma saat Ayna sudah selesai dengan curhatan nya.

Ayna menatap Rahma dengan satu alis terangkat,
"Bukan nya lebih berkemungkinan gebetannya?"

Rahma terdiam beberapa saat, terlihat sedang memikirkan sesuatu.
"Gue malah ngerasa yang gebetan nya itu elo."

Ayna terbelalak mendengar ucapan Rahma,
"What a lot of rot you talk? Nggak lah."

Rahma mengangkat kedua bahunya,
"Dari yang gue lihat, Dikama justru tertarik sama lo."

Pipi Ayna terasa memanas, namun gadis itu menggeleng pelan. Apaan sih ngarep banget gue.

"Buktiin aja yuk!" Kata Rahma semangat. Ayna yang melihat itu langsung waswas, Rahma ini anak nya nekat dan tidak bisa ditebak.

"Nggak usah aneh-aneh ya, Ma." Ujar Ayna. Namun Rahma hanya terkekeh lalu mengangkat tangannya yang sudah memegang ponsel silver milik Ayna.

"Telpon doang nggak aneh-aneh kali."

Ayna dengan cepat berusaha merebut kembali ponsel nya tapi sayang ia kalah cepat, Rahma sudah lebih dulu mendial kontak bertuliskan Dikama itu.

"Halo."

Ayna melempar Rahma dengan bantal nya saat mendengar suara Dikama,
"Rahma nyebelin lo!" Bisik Ayna agar tak terdengar oleh Dikama.

Rahma berusaha keras menahan tawanya saat melihat wajah panik dan merona Ayna, ah ia harus memotretnya dan mengunggah foto itu ke sosial media.

"Halo, Ayna?"

Ayna tersentak, dengan cepat ia ambil ponselnya dari tangan Rahma,
"Ha-halo, Dikama."

"Iya, kenapa Na?"

Ayna menatap Rahma seolah meminta bantuan,
"Tanya lagi apa" Ujar Rahma sambil berbisik.

"Ehm, kamu lagi apa?" Ayna menggigit bibir bawahnya, merasa bodoh sudah mengikuti saran Rahma. Pasti saat ini Dikama sedang terheran-heran dengan sikap Ayna.

"Saya lagi ngerjain tugas nih." Jawab Dikama.

Ayna meringis mendengar jawaban Dikama,
"Ah gitu, maaf ya saya ganggu."

"Nggak kok, ada apa Na?"

Ayna menatap Rahma memelas,
"Gue bingung mau ngomong apa." ujar nya tanpa suara.

"Kama tugas nya nggak bakal kelar kalau lo main hp mulu."

Ayna dan Rahma bertatapan kaget mendengar suara perempuan yang mirip dengan suara Chelsea. Tanpa sadar Ayna meramas ponselnya.

"Iya bentar, Chel. Na, kamu kenapa nelpon?" Kini berganti Dikama yang bersuara, namun gerutuan Chelsea masih dapat di dengar Ayna dan Rahma.

Ayna berdehem,
"Nggak jadi, deh. Kamu lagi sibuk kayaknya. Maaf saya ganggu." Setelah mengucapkan itu Ayna dengan cepat mematikan sambungan telpon mereka, lalu menatap Rahma.

"See, sekarang aja mereka lagi bareng." Ayna tak dapat menyembunyikan nada kesal dalam ucapan nya.

"Kan dari kemarin alasan nya kerja tugas, Na, bukan yang lain." Ujar Rahma mencoba menenangkan.

Enchanted Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang