Happy Reading!
-Constantly,
consistently,
continually,
you.-a few month later...
Ayna menghela napas lega, bibirnya tertarik mengukir senyuman saat melihat barang-barang nya yang sudah rapih. Sejak satu jam yang lalu, Ayna sibuk memasukan beberapa pakaian dan benda-benda yang akan ia bawa untuk pulang ke kota asalnya. Tak lupa gadis itu juga membersihkan kamar kostnya yang akan ditinggal untuk beberapa waktu ke depan.
Tok Tok Tok
Ketukan dari pintu kamarnya membuat Ayna bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu,
"Dikama? Kok nggak kasih tahu kalau mau kesini.""Kejutan? Aku mau bantu kamu packing." Jawab Dikama.
Ayna tertawa kecil,
"Ah, kamu telat. Aku baru aja selesai."Dikama berdehem panjang, terlihat sedang berpikir,
"Gimana kalau kita jalan? Tapi kalau kamu nggak capek sih."Satu dari sekian banyak hal yang Ayna suka dari Dikama contoh nya itu tadi, pria itu selalu mendahulukan dirinya. Kurang pacarable apa coba dia.
Ayna menatap Dikama sambil tersenyum,
"Nggak capek kok. Tapi nggak usah yang jauh-jauh ya, nanti kemalaman pulang nya.""Iya. Eh, Mama tadi nanya kamu berangkat jam berapa besok?" Tanya Dikama.
"Pagi, setengah tujuh kalau nggak salah. Jadi aku pamit sama orang tua kamu nanti malam aja." Jawab Ayna.
"Okey, mereka mau titip oleh-oleh buat keluarga kamu katanya." Ucapan Dikama itu membuat Ayna terbelalak kaget. Ayna memang sudah di kenalkan dengan keluarga Dikama, mulai dari orang tua nya, sampai Bia dan Bang Dio. Namun berbeda dengan Ayna, gadis itu hanya memberi tahu tentang hubungan nya dengan Dikama pada Ibunya, Ayah dan Kakak nya belum tahu.
"Duh, nggak usah repot-repot, aku jadi nggak enak." Ujar Ayna.
Dikama tertawa,
"Kamu nggak enak atau takut?"Ayna mengerutkan alis bingung,
"Kenapa aku harus takut?"Dikama menghendikan bahu,
"Ya siapa tahu, kamu takut kalau ketahuan udah punya pacar."Kini gantian Ayna yang mengeluarkan tawa,
"Nggak, lah. Well, aku emang belum cerita tentang kamu selain sama Ibu. Tapi aku beneran nggak mau ngerepotin aja. Dan, kamu kenapa senyum-senyum sih?" Tanya Ayna saat melihat Dikama yang tiba-tiba tersenyum."Kamu cerita apa aja sama Ibu?" tak menjawab pertanyaan Ayna, Dikama malah bertanya balik dengan senyum yang belum luntur.
"Ih, malah salah fokus." Respon Ayna.
"Aku serius, kamu cerita apa ke Ibu? yang baik-baik kan?"
Ayna tergelak mendengar nada penasaran pada perkataan Dikama,
"Mau tahu banget?"Dikama berdecak gemas,
"Banget! nggak yang aneh-aneh kan?""Yah, aku cerita ke Ibu kalau pacar aku tuh baik banget. Sangking baiknya, dia sampai nggak masalah kalau di gandeng sama cewek lain."
"Kan udah aku bilang Chelsea emang kayak gitu ke aku sama Rafan, lagian nggak se-sering itu Na, apalagi semenjak kita jadian. Kamu beneran bilang tentang itu?" Cerocos Dikama dengan wajah khawatir.
Ayna terkekeh,
"Aku bercanda. Kamu panik banget keliatan nya."Dikama menghela napas lalu menatap Ayna,
"Panik lah, kalau Ibu nggak suka aku, kita bakal susah mau ke jenjang yang lebih serius nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted
Romance-SHORT STORY- Ayna sudah banyak mendengar dan membaca tentang hal yang mereka sebut love at first sight. Tidak masuk akal pikirnya. Mana bisa seperti itu? jatuh cinta pada orang yang namanya saja tidak kamu ketahui. Namun saat sepersekian detik Ayna...