Happy Reading!
- all my better days are the ones spent with you. -
Ayna dan Rahma terlihat sangat asik berbincang di tengah keramaian kantin, dua gadis cantik itu tak henti-henti nya berbagi cerita dan sesekali tertawa mengundang tatapan dari kaum pria, namun mereka tak acuh, masih fokus dengan dunia mereka sendiri.
"Eh tapi Na, tipe ideal lo tu sebenarnya kayak gimana sih?" Tanya Rahma setelah mereka selesai dari topik 'Dikama mengantar Ayna' semalam.
"Gue suka banget cowok wangi!" Jawab Ayna cepat.
Rahma mengangkat jari telunjuk nya,
"Okey itu yang pertama, trus apa lagi?"Ayna berpikir sesaat,
"Gue nggak suka cowok kasar."Rahma mengangguk-angguk sambil mengubah posisi jarinya sambil terus menatap Ayna dengan raut penasaran.
"Cowok yang wawasan nya luas cool, isn't it?" Tambah Ayna seolah bertanya pendapat Rahma.
"Setuju sih." Jawab Rahma.
"Terakhir, gue rasa gue lebih nyaman sama cowok yang kalem. I mean, nggak terlalu banyak ngomong sama pecicilan." Sambung Ayna.
Rahma tersenyum jahil menatap Ayna yang sedang meminum jus sirsak nya,
"Kok empat tipe ini semuanya mengarah ke Kama sih, Na?"Ayna tersedak mendengar penuturan Rahma. Ia terdiam sebentar sambil berpikir, jadi tipe ideal yang ia idam-idamkan dari kelas satu SMA ini ada pada Dikama?
"Hahahaha, gue becanda kali, Na. Muka lo serius banget kayak mikiran jawaban UN aja."
Ayna tersadar lalu mendengus kesal melihat Rahma yang masih menertawainya. Ah, lagian bagaimana Rahma bisa menyimpulkan seperti itu, sedangkan gadis itu juga baru mengenal Dikama.
"Kalau lo gimana, Ma? what's your ideal type?" Tanya Ayna balik.
Rahma mengangkat bahunya ringan,
"Gue nggak terlalu mikirin itu sih. Asal dia ganteng dan click sama Mama gue itu udah lebih dari cukup."Ayna mengangkat satu alis nya,
"Click sama Mama lo gimana? Yang pacaran kan elo.""Kalau gue pacaran, hari itu juga bakal gue kenalin sama Mama gue. If she said yes, gue lanjut, tapi kalau kebalikan nya ya gue putus detik itu juga."
Ayna kira itu candaan namun wajah Rahma yang sedang memakan kerupuk itu terlihat serius, membuat Ayna lebih penasaran.
"Kok gitu, Ma? Perasaan lo gimana dong? dan perasaan cowok lo gimana?""Selama ini gue hidup berdua doang sama Mama. Jadi gue yakin apapun yang dia bilang itu yang terbaik buat gue." Terang Rahma dengan nada optimis.
Ayna sempat tertegun beberapa saat lalu kembali tersadar dan mengukir senyum manis,
"Ah, lo kalau lagi serius gini makin cantik aja, Ma. Pantesan cowok-cowok pada kesemsem semua."Rahma terkekeh mendengar tanggapan Ayna,
"Oh lo belum tahu aja berapa banyak hati cowok yang udah gue patahin dari TK."Ayna tertawa mendengar balasan Rahma. Ia selalu mengaggumi sifat teman yang sudah naik pangkat menjadi sahabat nya ini.
"Kalau Rafan gimana?"Ayna lagi-lagi tertawa saat melihat Rahma yang langsung tersenyum malu,
"He is nice. Tapi Apan mah bukan buat gue. Paling banyak cewek diluar sana yang suka sama dia.""Krisis kepercayaan diri nggak cocok sama lo, Ma. You are gorgeous." Respon Ayna tegas.
Rahma menggeleng,
"Bukan gitu. Gue cuma realistis aja. Kalau ngarepin Rafan kesan nya nggak tau diri banget gue."
![](https://img.wattpad.com/cover/226611082-288-k724379.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted
Romance-SHORT STORY- Ayna sudah banyak mendengar dan membaca tentang hal yang mereka sebut love at first sight. Tidak masuk akal pikirnya. Mana bisa seperti itu? jatuh cinta pada orang yang namanya saja tidak kamu ketahui. Namun saat sepersekian detik Ayna...