Tulisan ini sebenarnya adalah challenge untuk diri saya sendiri agar bisa konsisten menulis, dan melatih membiasakan diri untuk membuat tulisan. Ide itu terlintas begitu saja ketika pada suatu hari saya baru saja menyelesaikan makan siang di sebuah warteg. Tanpa sengaja, tiba-tiba terpikir untuk melihat tanggal di kalender Hijriyah dan mengetahui bahwa besok adalah bulan Rajab. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa ada tiga bulan dalam Islam yang penuh dengan kebaikan diantaranya yaitu bulan Rajab, Sya'ban, Ramadlan. Bulan rajab adalah bulannya Allah, bulan Sya'ban adalah bulannya Rasulullah saw, dan bulan Ramadlan adalah bulan umat Rasulullah saw. Sedari kecil, saya sering mendengar orang membaca pujian-pujian terhadap ketiga bulan tersebut. Bunyi pujiannya kurang lebih sebagai berikut: "Allahumma bariklana fii rajaba wa sya'bana, wa ballighna ramadlana" (Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadlan).
Maka dari situ saya memutuskan akan mulai menulis dan karena tiga bulan itu kurang lebih 90 hari, akhirnya terpikirkanlah dalam benak saya Asmaul Husna (Nama yang Baik) yang berjumlah 99. Hal tersebut menjawab kebingungan saya untuk menentukan tema tulisan seperti apa yang akan dibuat. Selanjutnya saya memberikan sebuah judul "99 Hari Bersama Tuhan" karena tulisan ini akan berlangsung selama 99 hari, sehingga dalam tulisan ini terdapat 99 bagian (tidak termasuk pengantar) yang berarti ada 99 nama Tuhan yang saya gunakan sebagai judul pada tiap tulisan.
Mungkin Tulisan ini bisa dibilang mirip catatan harian, karena muatannya adalah pengalaman pribadi saya yang berusaha saya kaitkan dengan setiap Asmaul Husna. Tulisan ini tidak terikat apapun dan mengalir begitu saja. Sebagai penulis, saya merasa tulisan saya masih jauh dari kata sempurna. Tapi, saya percaya kalau setiap karya pasti ada nilainya. Terlebih untuk diri saya sendiri yang sangat senang dan bersyukur karena bisa menyelesaikan tulisan ini.
Terakhir, saya ingin minta maaf. Mungkin tulisan ini bisa mengganggu pikiranmu, atau mungkin bisa membuatmu bingung menafsirkannya. Saran saya tak perlu ditafsirkan kebenarannya, ambil baiknya kalau itu baik, dan buang buruknya kalau memang buruk. Saya yakin pembaca dapat memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk.
Terimakasih. Gresik, 9 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
99 Hari Bersama Tuhan
Non-FictionDari 99 nama yang baik, Tuhan telah menetapkan rasa kasih sayang sebagai sifat keutamaan-Nya. Tulisan ini mencoba menghubungkan peristiwa sehari-hari yang dialami penulis dengan 99 nama Tuhan secara berurutan, sejak tanggal 1 Rajab hingga berakhir...