• dix

6.3K 770 50
                                    

Keesokan paginya, aku memasukan barang-barangku kedalam koper. Setelah semuanya siap, koper-koper itu kumasukan kedalam bagasi mobil. Kulihat Ayah sudah ada didalam mobil dan ia tersenyum kepadaku. "Kau yakin tidak ada yang tertinggal, Brie?"

Aku masuk kedalam mobil dan menggeleng pelan pada Ayah. "Tidak ada."

Ia mengangguk dan mulai menjalankan mobilnya menuju bandara.

Namun tiba-tiba, aku teringat sesuatu. Zayn... Astaga, aku belum pamit kepadanya! Menoleh pada Ayah, aku berdeham. "Ayah, boleh kita mampir sebentar ke Playground? Aku belum pamit kepada Zayn."

"Tapi waktu kita tidak banyak, Brie."

"Kumohon," Ujarku dengan nada memelas. Tak lupa kupasang puppy face andalanku. "Tidak akan lama, kok."

"Baiklah."

***

Ayah memberhentikan mobilnya tepat didepan playground. Berlari turun dari mobil, aku dapat melihat Zayn yang tengah duduk ditempat biasa kami duduk. Ia tersenyum sumringah saat menyadari kehadiranku. "Brie!"

Aku berlari kecil menghampirinya. "Hey, Zayn."

"Mobilmu?" Tanyanya sambil melihat kearah mobil Ayah. Aku mengangguk. "Yeah."

Keheningan melanda. Ya tuhan, waktuku tidak banyak----- tapi aku belum siap mengatakan pada Zayn bahwa aku akan pergi meninggalkannya. Tapi siap tidak siap, aku harus siap.

"Um... Z-zayn?"

Zayn menoleh. "Ya?"

"Ak-aku..." Aku terdiam sejenak dan menunduk. "Aku ingin pamit."

Zayn melongo dan mengernyitkan dahinya. "What do you mean?"

"Aku harus kembali ke Paris karena pekerjaan Ayah," Aku mendengus sambil membuang muka. Sungguh tidak kuat rasanya terlalu lama memandang kedua mata hazelnya yang indah itu. "Maafkan aku."

Tatapan Zayn berubah sendu. Ia menatapku selama beberapa saat dan menunduk. "Itu berarti.. K-kau.. Kau akan meninggalkanku, Brie? Itu berarti.. Kita tidak akan bertemu lagi?"

"Z-zayn, maafkan aku-----"

"Kenapa sih semua orang yang kusayangi didunia ini meninggalkanku? Kenapa, Brie? Kenapa? Apa salahku?" Zayn menjambak rambutnya frustasi. Kulihat matanya memerah. Astaga... Dia menangis? "Mulai dari Felencia... Dan sekarang kau, Brie.. Kau akan meninggalkanku juga..."

Aku menunduk dan menyeka airmata yang berlinangan dikedua pipiku. "Aku tidak meninggalkanmu, Zayn. Aku berjanji akan menemuimu lagi... Disini.. Di playground ini."

"Kau mau berjanji?"

Aku mengangguk. "Aku berjanji, Zayn."

Didetik itu juga, Zayn menarikku kepelukannya. Aku memeluknya dengan erat dan menangis sepuasnya disana. "I'm gonna miss you so much, Z."

"Me too, Brie."

Setelah puas berpelukan, kami melepaskan pelukan kami. Aku menatap kedua matanya dalam. "Aku harus berangkat sekarang."

"B-benarkah?"

Dengan susah payah, aku mengangguk. Berbalik, aku melangkahkan kakiku menjauhi Zayn yang terpaku sambil memandangi kepergianku. "Bye, Zayn." Gumamku tanpa menoleh sedikitpun padanya. Ya tuhan... Aku tidak sanggup.

Tapi tunggu dulu.

Aku belum sempat menyatakan perasaanku pada Zayn---- dan mungkin aku harus menyatakannya sekarang. Ya, sekarang----- karena tidak ada waktu lagi.

Aku membalikan badanku dan berjalan menghampiri Zayn. Ia terkesiap ketika aku menggenggam erat kedua tangannya. "Zayn, i just wanna tell you something."

"Go for it."

Menghirup napas dalam-dalam, aku menatap lekat-lekat kedua matanya. "Aku mencintaimu."

Mata Zayn terbelalak, namun cepat-cepat ia menggantinya dengan seulas senyuman yang terukir diwajah tampannya. "K-kau... Serius?"

"Of course i did."

TIN! TIN!

Kami berdua terlonjak kaget akibat mendengar bunyi klakson mobil Ayah. Tak lama, Ayah memunculkan kepalanya dari dalam mobil lewat jendela. "Brie, waktumu 1 menit lagi."

Aku mengangguk pada Ayah dan kembali menatap Zayn. Kami seakan membeku selama beberapa detik dalam posisi seperti ini sebelum akhirnya ia memecahkan keheningan. "Bolehkah aku menciummu? Setidaknya sebelum kau pergi-----"

Tanpa babibu, aku langsung memotong ucapan Zayn dengan melumat bibirnya lembut. Ia membalas ciumanku. Bahkan aku bisa merasakan Zayn tersenyum ditengah ciuman kami.

Melepaskan ciuman kami, aku tersenyum sedih. "Bye, Zayn. I love you."

"Love you too, Brie. Aku berjanji akan selalu menunggumu."

***

INI BELUM END JANGAN DEMO DULU OKEOKE LIAT EPILOG (;

BTW HAPPY BDAY LOUIS AKA MY FUTURE HUSBAND!

BACA YA FF GUE YANG BARU: ARROGANT

+

Playground ➳ Zayn MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang