• épilogue

9.2K 907 165
                                    

2 years later.....

"Aku mau tinggal di London, Ayah."

Ayah yang tadinya sedang sibuk dengan pekerjaannya mendongak. Keningnya berkerut untuk beberapa saat, dan ia terkekeh. "Kau bercanda, Brie."

"Aku serius," Ujarku dengan sedikit memelas. "Aku----- well, aku ada janji dengan seseorang disana. Dan kuyakin kau sudah tau siapa orangnya, right?"

"Zayn?"

Aku mengangguk.

"Of course the answer is no," Ayah melipat kedua tangannya didepan dada dan menghela nafas. "Aku tidak bisa jauh darimu, sweetie. Lagipula, aku tidak akan pernah membiarkanmu hidup sendirian di London."

Dalam sekejap senyuman diwajahku memudar. Pun aku langsung duduk dihadapan Ayah dan mengerucutkan bibirku. "Please, Daddy----- aku ingin belajar hidup mandiri. Please..."

"No."

"Dad, please."

"Baiklah, baiklah," Ia memutar kedua bola matanya. "Kita lihat seberapa lama kau bisa bertahan hidup tanpa aku, Brie." Timpalnya yang langsung membuatku tersenyum senang.

Aku memeluk Ayah erat-erat. "I love you, Dad!"

***

{A/N: Alurnya gue percepat ya.}

Finally, London!

Aku menuruni satu persatu tangga pesawat dan menghirup napas dalam-dalam. Aroma London, aroma yang sangat amat kurindukan dalam dua tahun terakhir ini. Ya, sekarang aku sudah berada di London, dan aku tidak sabar untuk segera menemuinya!

Aku berlari kecil dengan menggenggam satu buah koper besar ditangan kananku sambil sesekali bersenandung kecil. Perasaan rindu sekaligus bahagia menjalar disekujur tubuhku. Membayangkan bagaimana pertemuanku dengan Zayn nantinya saja sudah membuatku gila! I miss him so much.

Aku menyetop taksi dan masuk kedalamnya. "Tolong antar aku ke sebuah Playground yang berada didekat Golden Apartment, Mr."

***

"Kita sudah sampai, nona."

Suara supir taksi membuatku sedikit terlonjak kaget. Aku melihat pemandangan diluar jendela----- dan benar saja. Kami sudah benar-benar sampai di playgound yang menjadi tempat pertemuanku dan Zayn. Nampaknya, tempat ini tidak banyak perubahan. Malah semakin bersih dan sejuk.

Tiba-tiba aku merasakan kegugupan yang luar biasa. Kuhirup napas dalam-dalam, dan menghembuskannya perlahan. Aku harus menemui Zayn, karena aku sudah berjanji padanya. Harus.

"Nona?"

"Uh, eh, ya, tunggu sebentar." Aku mengeluarkan sejumlah uang dan memberikannya kepada sang supir taksi. Ia berterima kasih, akupun merangkak keluar dari taksi, tak lupa dengan koperku.

Ya tuhan, aku rindu tempat ini.

Aku melangkahkan kakiku menuju tempat duduk yang biasa kami duduki bersama.

Kosong. Tidak ada siapa-siapa.

Aku kembali mengedarkan pandanganku. Ternyata tempat ini benar-benar kosong. Tidak ada lagi pria yang biasanya selalu duduk membelakangiku dengan hoodie abu-abu yang membaluti tubuhnya.

Mataku memanas.

Apakah aku sudah terlambat?

Apakah Zayn sudah menyerah untuk menungguku?

Atau----- apa ia hanya berbohong ketika mengatakan bahwa dia akan selalu menungguku?

Aku mulai menangis tersedu-sedu. Aku sangat merindukan Zayn. Aku merindukan sosoknya yang peduli dan humoris. Ya tuhan----- bahkan jutaan kata-kata tidak akan bisa menggambarkan betapa aku merindukannya.

Lelah menangis, aku duduk disalah satu ayunan dan menundukan kepalaku. Namun, tepat setelah itu, aku mendengar suara petikan gitar yang berasal dari arah belakangku. Otomatis aku menoleh dan mendapatkan ia sedang tersenyum manis kepadaku sambil terus memainkan permainan gitarnya yang indah. Hanya dia. Hanya Zayn.

Aku menutup mulutku tak percaya dan mengucek mataku. Apa ini hanya halusinasi? Atau memang kenyataan?

Ini kenyataan!

Going out tonight
Changes into something red
Her mother doesn't like that kind of dress
Everything she never had she's showing off

Zayn bernyanyi sambil berjalan menghampiriku dan duduk diayunan sebelahku. Ia menatapku lembut dengan kedua mata hazelnya yang sangat amat kurindukan.

Driving too fast
Moon is breaking through her hair
She's heading for something that she won't forget
Having no regrets is all that she really wants

Zayn menaikan satu alisnya dan kembali tersenyum. Astaga, aku benar-benar kehabisan kata-kata sekarang. Suara Zayn------ indah sekali.

We're only getting older, baby
And I been thinking about it lately
Does it ever drive you crazy
Just how fast the night changes?
Everything that you've ever dreamed of
Disappearing when you wake up
But there's nothing to be afraid of
Even when the night changes
It will never change me and you

Mengakhiri nyanyiannya, ia menaruh gitarnya dirumput, dan bangkit dari duduknya untuk memelukku. Aku membalas pelukannya dan menyenderkan kepalaku dibahunya. "I miss you so much, Z."

"Me too, Brie."

Setelah puas berpelukan, aku melepaskan pelukan kami dan kamipun bertatap-tatapan cukup lama. Aku berdeham kecil. "Aku tidak menyangka kalau kau benar-benar akan menungguku, Zayn."

"Jadi kau tidak percaya dengan perkataanku bahwa aku akan selalu menunggumu, ya?" Tanyanya dengan nada menggoda. Ia mengerucutkan bibir bawahnya, bermaksud untuk pura-pura ngambek.

Aku tertawa. "Kalau aku tidak mempercayai perkataanmu, lantas, untuk apa aku kesini, huh?"

Zayn terkekeh dan menjawil hidungku. "Kau selalu bisa menjawab perkataanku."

Kamipun kembali duduk ditempat semula. Zayn menggenggam erat kedua tanganku dan menghela nafasnya. "Brie."

"Ya?"

"Ugh, a-aku... Lupakan saja."

Kembali hening.

"Brie?"

Aku menoleh. "Hmm?"

"Be mine, please?"

-END-

A/N: HEYHO! Gue minta maaf banget karena baru post epilog sekarang. SENGAJA! Ini update-an special HARI ULANG TAHUN ZAYN aka PACAR GUE <3

So... Happy birthday, Zayn! You're my biggest inspiration and role model. Ilysm:33

Gue mau berterimakasih sebanyak-banyaknya sama para readers yang udah mau baca cerita abal ini. Thankyou, luvs! Soal ending... Kalian nilai sendiri aja ya, apa Brie nerima zayn atau engga ;)

Baca juga ya cerita gue yang baru, judulnya Arrogant [ITU FF LUKE HEMMINGS] monggo cek di profile gue.

And this chapter dedicated to.... karinaws aka @callmenow! makasih udah bikinin gue cover!

Pokoknya, gue seneng banget deh cerita ini tamat hohoho.

Daaah, see you distory-story gue yang lain, mwaaaah.

Warm love, Zahwa.

Playground ➳ Zayn MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang