Makasi udah baca sampai sini🥺
Selamat membaca~
jangan lupa beri bintangnya!Kami berempat sementara tidak masuk kelas. Yaa kalian tahu lah karena apa.
"Mi, kok tadi lo dipukul sama si Haechan?" tanyaku sambil mengompresi luka memarnya. Kami saling mengompresi dan sekarang giliranku mengompresi lukanya.
Ngomong-ngomong namanya Kim Hyamie In, tadi kita sempat kenalan.
"Gue pacarnya, Zhen" singkatnya. Katanya yang simpel membuatku terkejut. Aku bisa membayangkan semuanya. Hal-hal buruk yang menimpanya sedemekian rupa seperti yang pernah ku alami.
"Tapi kalo dipikir, mendingan gue nggak usah lagi berurusan sama dia. Bahkan bertatap muka pun gue nggak bakal mau" lanjutnya emosi.
Aku mengangguk, mengiyakan apa yang ia katakan. Hanya ada satu kata dalam benak kami, benci. Benci pada orang itu.
"Maaf ya udah ngerepotin" katanya menyesal.
"Nggak kok" kataku sambil menggeleng cepat.
"Gara-gara gue, lo ikutan luka" lanjutnya.
"Ih nggak kenapa, toh lo juga udah ngompresin luka gue" kataku.
Chenle dan Renjun duduk di kursi tunggu tepat di pojok UKS. Yang satu melamun kosong seperti mayat hidup dan yang satu lagi asik main game di hp bermata tiganya. Kalian tebak saja siapa.
Mereka tidak mendengar apa yang kami bicarakan.
"Dah nih" kataku menghampiri mereka berdua. Mereka refleks menatapku bersamaan dengan tatapan khawatir.
"Lo beneran gak kenapa?" kata Chenle yang sedang memasukkan hp ke sakunya.
"Iya gue gapapa" kataku padanya. "Btw makasi ya kalian dah nolong gue sama Hyamie" lanjutku.
Chenle mengangguk sambil tersenyum.
"Iya ga masalah" sahut Renjun. "Bisa jalan kan?" tanyanya. "Awas kenapa-napa loh nanti. Keseleo kek apa kek cepet bilang"
"Iya Ren, makasi" kataku sambil menatapnya sinis.
Hyamie tertawa kecil saat melihat tingkah kami berdua.
"Balik nih ke kelas?" tanyaku.
"Yok" kata Renjun.
Yaa, kami telat masuk kelas. Mungkin sekitar 30 menit. Tapi untungnya kelas kita semua tidak dikunjungi guru.
"Yes!" seruan kami bersamaan.
Karena jika ada guru di jam sekarang, apalagi semua guru killer. Dangerous guys!
~~~
Kami berdua berjalan menuju halte. Iya, aku dan Chenle. Aku memintanya menemaniku pulang. Meskipun ia dijemput dengan mobil pribadi, ia tetap menemaniku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold destiny [✔]
Fanfiction❝Terus? Lo mau nyalahin takdir?❞ -Tuan Muda Selama ini mereka tidak tau bahwa pertemuan mereka ialah malapetaka. Jalan hidup seakan-akan terencana. Sedingin itukah sama seperti salah satu penokohan di dalam cerita ini? Apa mereka akan bahagia diakhi...