Makasi udah membaca sampai sini
jangan lupa beri bintangnya ya!-o0o-
Tampak 2 siswa menghampiriku saat berjalan hendak ke kelas, tidak lain Rami dan Hyamie."Zhenn!!!" teriak Rami yang menggema di seluruh koridor saat berlari mendekatiku. Diikuti Hyamie yang tergesa-gesa membututi nya dari belakang.
Aku tersenyum ketika kedua anak itu berhenti di depanku.
"Bisa nggak lo pelan-pelan larinya Ram, gue capek nih. Udah lo lari kayak ditiup angin lagi huhhh" kata Hyamie dengan napas tersengal sambil memegang lututnya.
"Hehe sorry, habis gue nggak sabar ketemu Zhen sih" Rami nyengir, "Zhensi, gimana udah mendingan kan?" Rami memelukku erat.
"Aduh sesek nih!" kataku di dalam pelukan erat Rami.
"Sorry sayang(◕દ◕)"
"Iyuh sumpah! Gaje sekali kamu nak" kata Hyamie yang begitu jijik dengan tingkah Rami.
"Pufttt..." aku menahan tawa, "Kalian udah saling kenal ya, wah ketinggalan kabar gue nih" kataku menyadari keakraban mereka.
"Salahnya lo asik tepar sih di RS makanya nggak tau haha" ledek Rami.
Aku menatap Rami kesal. Coba saja ini bukan di koridor.
"Ahh udahlah ke kelas yok" Hyamie menarikku menaiki anak tangga menuju kelas, Rami pun mengekor.
"Zhensi!" panggil seseorang yang tidak pernah kutemui semenjak menghilang dirawat di RS, terutama omongannya yang begitu cerewet.
"Renjun!?" kataku.
Ia berlari ketika melihatku dari kelasnya yang berjarak lumayan dekat dengan anak tangga menuju lantai 2.
"Sorry gue nggak bisa jenguk lo. Salahnya kenapa sih lo nggak ngabarin!?" katanya sambil menatapku serius.
Aku tidak mengerti, ku lihat ada sesuatu di balik tatapannya. Tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata. Sungguh.
"Bukannya nanya kabar, malah diomelin pas baru ketemu" Rami begitu jengkel dengan sikap Renjun. Aku hanya diam menanggapi interaksi mereka.
"Yaudah gih entar pas pulang semua mau ngumpul bareng di Cafe, lo ikut ya Ren" kata Hyamie, yang tiba-tiba membuat rencana untuk ketemuan tanpa memberitahuku sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold destiny [✔]
Fanfiction❝Terus? Lo mau nyalahin takdir?❞ -Tuan Muda Selama ini mereka tidak tau bahwa pertemuan mereka ialah malapetaka. Jalan hidup seakan-akan terencana. Sedingin itukah sama seperti salah satu penokohan di dalam cerita ini? Apa mereka akan bahagia diakhi...