16. Loving mine

658 141 92
                                    

Jangan lupa beri bintangnya-!selamat membaca💚🥺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa beri bintangnya-!
selamat membaca💚🥺

>>>

Entah berapa langkah kaki yang kupakai untuk menyusuri mall sejak tadi. Dan akhirnya aku terduduk di sofa keluarga Zhong. Ya, kami sudah selesai dari mall. Aku lega karena step awal sudah selesai dan sekarang tinggal step selanjutnya yang agak membuatku pusing yaitu prepare.

"Lo haus? Mau dibuatin minum?" kata Chenle yang baru saja menaruh hasil belanjaan di atas meja.

"Nggak usah, gue aja yang ambil sendiri"
Aku segera bergegas menuju dapur yang terlihat dari ruang tamu yang kami diami.

"Zhen"

"YA?" teriakku dari dapur

"Ambilin soda sekalian"

"Iss ambil sendiri ngapa?"

"Ahh mager, abis bawa belanjaan banyak gini"

"Alasan lah lo Le, yaudah!"

Aku baru sekali datang ke rumahnya. Tapi entah mengapa, aku seperti merasa di rumahku sendiri. Apa aku lancang? Aku harap tidak hehe.
"Neh punya lo" kataku sambil menjulurkan satu botol soda di depan lelaki itu. "Makasi" segera ia membuka minuman itu, dan menghabiskannya.

"Puft.." aku berhenti terkekeh kecil setelah dia melihatku dengan tatapan tajam.

"Napa lo?"

"Gue heran aja, penuh banget kulkas lo isi minuman" kataku sambil membuka kemudian meneguk isi teh botol dingin yang tadi kuambil.

"Iya Ayah gue yang mesenin ke bibi buat beli berpak-pak minuman. Ya karena...gue suka ngemil minuman"

Aku seketika membulatkan mata sembari menurunkan botol dari mulutku. "S-serius? Soda? Itu di kulkas lo isinya dominan soda doang"

"Nah itu, gue emang suka soda, makanya di isiin soda semua tuh kulkas" katanya sambil melanjutkan acara minum sodanya sembari menyenderkan tubuhnya di sofa.

"Terus? Kak Kun nggak risih sama soda-soda yang numpuk tuh?"

"Nggak, lagian dia sering sibuk ngurus panti. Jadi nggak ngurusin isian kulkas"

"Ohh" kataku sambil sibuk melihat sudut-sudut rumah Chenle yang besar sama seperti pertama kali aku kesini. "Buruan yok prepare, gue mau pulang cepet nih"

"Oke, ikut gue". Aku mengikuti langkah Chenle, menuju sebuah ruangan di lantai 3 yang penuh dengan barang-barang untuk perjalanan keluar daerah dan dokumentasi yang sepertinya sudah lama tidak disentuh. Debu, sedikit berdebu tapi itu tidak menutup semua warna didalam ruangan itu.

Cold destiny [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang