5. Brother hm?

963 248 186
                                    

Hei?Selamat datang di capture 5☺️Gimana? Seru ya?jangan lupa beri bintangnya!selamat membaca💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hei?
Selamat datang di capture 5☺️
Gimana? Seru ya?
jangan lupa beri bintangnya!
selamat membaca💚

~~~

Ku buka kedua korneaku perlahan. Melihat langit-langit ruangan yang tidak ku kenali. Melihat ke sekeliling, ada kak Winwin di sebelah kananku.

Ia duduk begitu gugup. Terlihat sedang menunggu diriku yang tak kunjung sadar.

Aku kecelakaan‽

Kenapa aku sesial ini Tuhan...

Aku mengerutkan alisku ketika ku tahu ada seseorang di sebelah kiriku. Seorang anak laki-laki tidur diranjang dengan penuh perban di bagian kaki, tangan, serta dahinya. Sepertinya lukanya lebih berat dari lukaku yang hanya berada di pelipis, sepertinya karena terbentur.

"Kak..." lirihku. Hanya memanggil saja, rasanya rahangku sakit sekali.

Terlihat raut khawatir bercampur terkejut tergambar di wajahnya, karena mengetahui aku telah sadar.

"Iyaa Zhen? Kenapa? Sakit? Mau dipanggil dokter?" katanya panik.

Aku pun menggeleng menolak pernyataan terakhirnya, "Sakit kak tapi sedikit nggak usah panggil dokter, ngomong-ngomong dia siapa?" tanyaku sambil melirik ke arah anak laki-laki yang tidak berdaya di atas ranjang itu.

"Dia tadi yang nyelametin kamu. Untung aja ada dia, kalo nggak kondisimu bisa lebih parah dari pada ini" jelas kak Winwin.

Seketika mataku tertuju pada anak itu. Tanpa disengaja saat ku perhatikan dia dalam-dalam, ia mulai membuka matanya. Seketika kami kontak mata.

Ia begitu sopan. Walau kesakitan, ia tetap mengangguk mengisyaratkan salam kenal dalam diamnya. Aku juga balik mengangguk padanya kemudian berusaha untuk duduk di ranjang, agar dapat berbincang dengan nyaman.

"Ehh jangan dipaksain" kata anak laki-laki itu. Sekali lagi, walau sakitnya lebih parah dariku, ia tetap saja peduli keadaan ku.

"Iya gapapa" kataku sambil membenarkan posisi dudukku yang agak nyeri, "Nama kamu siapa dan dari mana kamu?" tanyaku penasaran.

Ia kemudian diam beberapa saat, "Aku Jisung, hmm aku yatim piatu" katanya agak canggung bersamaan dengan datangnya Ayah dan Ibuku.

Sepertinya mereka mendengar perkataan Jisung. Ayah tersentak setelah mendengar kata "yatim piatu". Ayah tiba tiba membungkuk kepada Jisung.

Kami semua tercengang melihat tingkah Ayah. Antara ia ingin berterimakasih dan minta maaf, itu yang bisa ku lihat dari tingkah Ayah.

Cold destiny [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang