Makasi sudah mampir sampai sini🥺
jangan lupa beri bintangnya ya-!
love you all♥"Aku Kun, kalo kamu mau tau" katanya setelah melihat raut wajah ku yang terkejut, ya sedikit.
"Maaf tuan Kun" aku membungkuk sekali lagi, aku benar-benar malu.
"Ahh nggak usah panggil tuan segala. Panggil saja dengan namaku" dia kemudian duduk di kursi ruangan itu. Begitu bergairah layaknya seorang konglomerat.
Tunggu...
Aku seperti mengingat sesuatu saat melihat dirinya.
"A-aku panggil kak Kun nggak kenapa kan?" kataku gugup.
"Oke gak kenapa. Ngomong-ngomong kamu peduli sekali sama anak-anak panti ini ya" katanya sambil memalingkan tatapannya melihat anak-anak yang sedang asik memakan permen dari balik kaca ruangan.
"Iya kak, soalnya mereka imut-imut banget" senyuman pun terukir di wajahku dengan arah pandangku yang sama seperti kak Kun, melihat anak-anak itu.
"Ngapain kamu berdiri disitu, ayo duduk, mau diambilkan sesuatu?" katanya sambil mengarahkanku untuk duduk pada kursi dihadapannya.
"Nggak usah kak, nggak usah repot-repot" kataku sambil menduduki kursi itu.
Kak Kun memberikan senyuman yang membuat lesung pipinya terlihat, itu membuatku ikut tersenyum.
...
Kami berdua berada di halaman belakang panti saat ini. Entahlah, kami membicarakan banyak hal disini.
Dan penglihatanku selalu tertuju pada sebuah batu dengan bentuk yang unik yang terpampang di taman panti itu disertai kalungan bunga yang menghiasinya. Aku penasaran batu apa itu.
"Kak, itu batu apa?" aku menunjuk ke batu yang cantik itu.
Ada tatapan sedih di wajah kak Kun, aku penasaran dengan apa yang dipikirkannya.
"Itu batu jenis konglomerat, untuk mengenang wanita yang meninggal disini, namanya Nyonya Sinha"
"Hah!? Bi Sinha. Sepertinya Ayah salah tanggap. Pihak panti ini begitu menghormati kepergian bibi dan tidak sejahat yang dikira Ayah" gumamku dihati.
"Ohh jadi begitu. Ahh iya ini sudah sore, aku permisi dulu ya kak" kataku mengganti suasana.
"Apa kamu mau diantar sopir?"
"Nggak usah kak, aku naik bis aja"
Ku ambil tas selempangku dan berancang-ancang untuk pergi menuju gerbang keluar. Kak Kun mengantarku sampai ke depan gerbang.
"Zhen, seringlah datang ke sini. Kalau bisa tidak usah membawa apapun ya. Cukup kamu berkunjung saja itu sudah membuat anak-anak senang" katanya tak lupa memperlihatkan senyum lesung pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold destiny [✔]
Fanfic❝Terus? Lo mau nyalahin takdir?❞ -Tuan Muda Selama ini mereka tidak tau bahwa pertemuan mereka ialah malapetaka. Jalan hidup seakan-akan terencana. Sedingin itukah sama seperti salah satu penokohan di dalam cerita ini? Apa mereka akan bahagia diakhi...