18. Just missed it

522 119 52
                                    

Thank you udah baca sampai sini-!jangan lupa tinggalkan bintang-!🥺happy reading guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thank you udah baca sampai sini-!
jangan lupa tinggalkan bintang-!🥺
happy reading guys








"ZHENSI!!" teriak Rami dari tempat memasak.

Aku segera mengusap air mataku, "I-iya Ram bentar". Aku kemudian meninggalkan pelantara benda-benda usam itu dengan menyembunyikan tas kain kecil tadi di dalam kantong jeans ku.

>>>

Saat ini sudah pukul 1. Waktu yang tepat untuk istirahat siang. Kebetulan aku sendiri di tenda. Aku satu tenda bersama Hyamie dan Riyun. Mereka melakukan aktivitas masing-masing karena jam segini tidak ada kegiatan bersama. Karena keadaan tenda sepi maka aku diam-diam mengambil tas kain kecil di kantung jeansku.

Aku merogoh kembali isi tas kain itu dan mengambil kertas usam di dalamnya. Dan membacanya.

"Ngga, ngga, ini ngga mungkin..."

~~~

Sesuai dengan jadwal camping kita. Disaat sore menjelang malam, kami akan melakukan penjelajahan di hutan ini. Chenle sengaja menyuruh karyawannya untuk membuat sebuah teka-teki penjelajahan di dalam hutan. Aku yakin ini pasti menyenangkan.

Yap seperti biasa, dalam melakukan penjelajahan Renjun selalu berada di sisiku. Ya bisa dibilang keadaan hutan di jam seperti ini memang creepy, mungkin itu alasan Renjun seperti ini.

"Lu berdua kok pada nempel terus dah dari tadi?" Jeno menoleh heran ke belakang dimana ada aku dan Renjun begitupun yang lainnya.

"Ya biarin, gue mau jaga Zhensi" kata Renjun dengan antusias.

Semua lalu fokus kembali kepada teka-teki yang sudah di gambarkan peta. Mereka semua sudah tau, Renjun begitu merindukan adiknya dan mengingat bahwa aku terlihat mirip seperti adiknya. Jadi sekali lagi wajar jika Renjun seperti ini.

Sungguh ini seperti permainan anak-anak tapi kami menikmatinya. Kami berjalan memasuki semak, pohon-pohon besar dengan berbekal senter dan lighting Hp karena remang-remang malam mulai menyelimuti hutan ini.

"Kenapa lo dibelakang Zhen?" Renjun heran ketika aku melambatkan langkahku sedangkan yang lain sudah jalan lebih dahulu.

"Gue mau santai jalannya".

Entah kenapa Renjun mau saja dengan apa yang ku katakan. Namun yang benar saja aku berjalan sendiri di belakang karena ingin menikmati sejuknya udara dan gemerlap bintang tanpa ada rasa terdesak karena jalan bersamaan.

Bisa dikatakan aku cukup berani karena aku sudah berbekal senter untuk penerangan. Entah kenapa isi ramalan itu terus saja mengitari pikiranku. Yang lain sudah berjalan menjauh di depan tanpa ku sadari.

Srukk..

"ZHENSI!!!"

Seseorang memegang tanganku dengan erat tiba-tiba. Itu Chenle. Aku tidak tahu ternyata dia berada di belakangku sejak tadi.

Cold destiny [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang