17. The Old Prophecy

542 137 99
                                    

Wah, udah sampai sini aja nih☺️makasi banyak ya udah mampirjangan lupa beri bintangnya-!💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wah, udah sampai sini aja nih☺️
makasi banyak ya udah mampir
jangan lupa beri bintangnya-!💚





Aku mengambil arsip yang kubawa dari rumah Chenle tadi dan mulai mencari info di dalamnya. Aku bingung kenapa ada arsip sejenis ini di dalam kediaman keluarga Zhong. Bukankah seharusnya ada di pihak polisi atau semacamnya (?)

Aku mulai membuka lembaran arsip itu sambil memakan cookies.

"Ini cuma ada satu nama doang, ya ga salah si nih arsip juga tipis banget, cuman 4 lembar doang" monologku.

"Ada namanya bibi Sinha disini.
Dong Sin Ha ditemukan terbunuh di halaman panti asuhan milik kepala keluarga Zhong dengan luka tusukan di dada!? Ukhukk ukhukk..."

Astaga hanya karena info ini remah cookies tersangkut di tenggorokanku, dengan cepat kuambil air segelas sambil meneguk obat. Ya, aku hanya membaca bagian itu saja, menurutku yang lain tidak perlu. Aku hanya membutuhkan satu info lagi, siapa pelakunya? Aku mencarinya ke halaman berikutnya,

"Hah, robek?"

Yang benar saja halaman terakhir sobek? Apa sengaja?

"Ck, kok gini ya. Dimana lagi gue bisa nyari info kalo gini"

Tringgg!

Chenle? Kenapa dia menelfon di jam seperti ini? Segera ku ketuk tanda hijau pada panggilan dan mendekatkan benda pipih itu ke telingaku.

"Halo? Kenapa?"

"Udah nyiapin barang punya lo buat besok?"

"Udahlah Le, dari kemaren gue siapin"

"Mana? Gue mau liat"

Tiba-tiba panggilan beralih menjadi vidcall. Astaga buat apa coba?

Tutt

"Coba liat barang-barang- Lah itu apa di sebelah lo?" Tak sengaja ia melihat arsip yang ku bawa dari rumahnya.

Dengan cepat ku sembunyikan benda tipis itu. "I-ini buku tugas gue"

"Ohh kirain, mana barang-barang lo?"

Dengan sedikit kesal (?) aku memperlihatkan satu persatu perlengkapan ku pada Chenle lewat kamera vidcall.

A view moments later...

"Udah puas Le?"

"Udah udah"

Aku melihat isi kamarku yang sudah penuh terisi dengan perlengkapan campingku, aku refleks memijat keningku "Sumpah ini gue harus rapiin lagi gitu?"

"Ya gitu, sorry"

Arghh, apa harus ku tarik telinga orang di seberang sana? Ini semua ulahnya bukan?

"Gue tutup telfonnya" katanya tanpa rasa bersalah.

Cold destiny [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang