MIR&KHEI 3

32 5 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca dan coment sesudah membaca

Happy reading guys.

**^_^**

Bel pulang berbunyi dengan nyaring di seluruh sakti jaya, dengan gerakan cepat Mira menyimpan semua peralatan belajarnya ke dalam tas pich yang sekarang sudah di sandangnya.

"Vanya, Mira duluan ya, bye"

Vanya mengangguk, jelas ia mengerti apa yang akan di lakukan sahabatnya itu.

Mira keluar dari kelas dengan langkah cepat, ia berhenti tepat di depan kelas X ipa 1, kelas Kheiry.

Dengan tidak tau malunya ia menjembulkan kepalanya masuk demi menemukan keberadaan Kheiry.

Mira tersenyum lebar saat melihat Kheiry bersama tiga sahabatnya masih ada di dalam kelas, dengan keberanian berlipat-lipat ganda, Mira melangkah masuk.

Kheiry tidak menyadari keberadaan Mira karna lelaki itu menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan.

"Eh ada Mira!" Ucap Venzi sedikit keras agar Kheiry mendengarnya.

Tapi sama sekali tak ada pergerakan dari pria itu.

"Cari Kheiry ya Mir?!" Ucap Venzi lagi.

Tapi nihil, pria itu masih belum bergerak dari posisinya.

Mira melirik Kheiry yang terlihat tidak terganggu. Untuk yang ke sekian kalinya, ia adalah Mira, kata menyerah tidak berlaku di kamusnya.

Bagai sebuah lampu yang menyala di atas kepala seperti di cerita fantasi, ide cemerlang langsung muncul di benak Mira.

"Gapapa biarin, Kheiry nya mau tidur" ucapnya.

Mira tersenyum picik,  "mumpung Kheiry nya lagi tidur..." ucap Mira menggantung.

"Mira minta nomornya Kheiry dong, kalian kan temen nya Kheiry gak mungkin kan kalo kalian ga punya nomor Kheiry"

Sebenarnya pria ini terbuat dari apa? Dia bahkan masih belum mengubris ucapan Mira sama sekali.

"Sini-in ponsel lo" ucap Venzi, ia merasa iba pada Mira.

Mira menghembuskan nafasnya sabar, ia kembali tersenyum cerah dan menggeleng.

"Gak usah, i'am Mira Claudy Alinda and in my dictionary there is no word of surrender"
(Aku Mira claudy alinda dan di kamus ku tidak ada kata menyerah)

"Jadi, Mira bakal dapetin nomor Kheiry itu dari Kheiry bukan dari orang lain"

"Oke, untuk hari ini sampai di sini dulu. tapi besok, Mira akan datang lagi untuk ketemu sama Kheiry, dadah Kheiry, dadah semuanya"

Mira berbalik dan berlalu dari sana seperti bocah yang baru saja di puji oleh guru.

Venzi, Wira dan Rinol menatap cengo punggung Mira yang hilang di balik pintu. bertepatan Mira yang keluar dari kelas, Kheiry menganggkat kepalanya dari lipatan tangan.

Kheiry mendengar semuanya, ya semuanya. Ia sempat takjub dengan wanita itu, tapi Kheiry tetap lah Kheiry. Jika Mira mengatakan 'in my dictionary there is no word of surrender' maka Kheiry akan mengatakan,
'in my dictionary there is no woman but my mother and sister'
(Di kamus ku tidak ada kata wanita selain ibu dan adikku)

"Noh lihat, Mira itu gentle" ucap Venzi entah kepada siapa.

"Nih ya, kalo kata amanda di cerita wattpad Mariposa yang di tulis sama kak luluk, 'mencintai seseorang itu bukan kesalahan, tapi memaksakan cinta untuk orang yang tidak bisa menjadi milik kita adalah kebodohan besar' " sahut Wira.

Kheiry, Venzi, dan Rinol menatap Wira dengan tatapan sulit di artikan.

"Sejak kapan lo suka baca wattpad?" Tanya Rinol mewakili yang lain.

"Sejak Indonesia terserang corona"

**^_^**

Sebuah mobil Toyota berwarna putih berhenti tepat di depan rumah mewah.

Seorang supir keluar dari mobil, tapi ia tidak membukakan pintu untuk majikannya, karna ia tau jika majikannya itu akan menolak.

Pintu penumpang terbuka, menampilkan seorang gadis dengan senyum lebar.

"Makasi pak Adi udah jemput Mira"

"Itu mah udah tugas saya non"

"Yaudah, Mira masuk dulu ya, dadah pak Adi" ucap Mira melambaikan tangannya pada Pak Adi.

Pak Adi hanya tersenyum dan mengangguk. Saat ia ingin masuk kembali ke dalam mobil, telingan nya tidak sengaja menangkap suara Mira.

"MA PA, MIRA PULANG!"

pak Adi menatap sendu ke arah pintu utama benuansa putih awan yang kini sudah tertutup. Dengan berat hati ia meninggalkan halaman rumah mewah nan megah itu menuju kediaman atasannya.

**^_^**

"MA PA, MIRA PULANG!" triak Mira saat membuka pintu rumahnya.

Tak ada sahutan sama sekali, kaki Mira melangkah menaiki tangga menuju lantai dua.

Diperjalanan menuju kamar miliknya, kaki nya terhenti di depan pintu sebuah kamar yang bertuliskan.

Mr. Al
&
Mrs. inda

*AlInda*

Mira menatap pintu itu dengan senyum lirih, tangannya terangkat memegang gagang pintu dan..

Ceklek

Pintu terbuka, hanya gelap yang menyapa. Kaki Mira melangkah masuk dan tangannya meraba dinding.

Dengan satu sentuhan, kamar yang tadi nya gelap kini menjadi terang. Sepi, itu yang ia rasakan. Tak ada siapapun disitu.

Mira duduk di pinggir ranjang sambil meneliti setiap sudut kamar, tak ada perubahan, bahkan tak ada debu sedikit pun. Tangannya menggapai sebuah bingkai foto di atas nakas. Di dalamnya terdapat sebuah foto pasangan dengan senyum hangat.

Mira tersenyum, jarinya meraba setiap inci foto itu, memastikan kalau tidak ada debu yang tertinggal di sana.

Setetes air yang mengandung elektrolit (seperti natrium dan kalium) , protein (dalam bentuk enzim), glukosa, dan zat lainnya keluar dari sudut mata Mira.

Atau lebih singkatnya lagi, setetes airmata keluar dari sudut mata Mira.

Mira memeluk bingkai foto itu erat.

"Mira rindu kalian"

**^_^**


Salam manis author DinMeiza_

MIR&KHEITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang