MIR&KHEI 11

16 2 0
                                    

Calm down, i here.

**^_^**

Vanya menatap kekiri, lalu kekanan, lalu turun ke bakso yang baru saja dirinya pesan. Ia menghela nafas lalu memakan bakso nya dengan lesu. Sesekali Vanya juga melirik Gadis dengan kaca mata yang duduk di depannya.

"Lo gak pesan makan?" Vanya bertanya saat melihat di hadapan Miftha hanya ada air mineral.

"A-aku gak lapar"

Vanya menghembuskan nafasnya kasar, apakah ia terlihat menakutkan sampai Miftha menjawab pertanyaannya dengan sangat gugup seperti itu?

Vanya meraih ponsel dari saku seragam miliknya, ia membuka kamera lalu mulai bercermin disana, meraba-raba setiap inci wajahnya. Tidak ada masalah! Lalu apa yang membuat gadis di depannya ini takut?

"Kok lo keliatan takut sih sama gue?"

Miftha tampak lebih ketakutan, ia menunduk lalu menggaruk pipinya, sesekali ia meremas botol mineral yang ia pegang, dan semua itu tidak luput dari penglihatan Vanya.

"gue bukan psikopat dan gue juga bukan kanibal sampai bisa bikin lo ketakutan gitu, muka gue juga gak sedingin dan sesinis Kayla elisya anak ipa3, Trus apa coba yang bikin lo gugup gitu di depan gue?"

Untuk kesekian kalinya Vanya di buat geleng kepala dengan Respon Miftha. Tujuan Vanya mengatakan itu agar mereka berdua tidak terlihat kaku, tapi lihat lah sekarang.

Miftha malah berdiri dan membungkuk seperempat derajat persis seperti orang korea yang sedang melakukan kesalahan lalu membungkuk untuk meminta maaf. Benar-benar!!

"Ma-maaf, maksud aku b-bukan kayak gitu" setelah mengatakan itu Miftha berlalu dari sana meninggalkan kantin dengan kepala menunduk, sesekali ia mendongak untuk melihat arah yang akan ia lewati

Vanya menatap punggung Miftha yang mulai menjauh dan menghilang. Ia menghembuskan nafas gusar. Semenakutkan itukah dirinya?

"Lah lah lah itu anak baru kenapa pergi? Hayo lo apain tuh anak orang? Ampe ketakutan gitu".

Vanya menoleh kesebelah, asal suara tadi berasal. Ia memutar bola matanya malas saat tau siapa pemilik suara itu. Fildan, dan disusul Diva, Bihan, Leni, dan Ilham.

"Wihh parah lo Van, anak orang lo bikin takut" sahutnya kembali memanas-manasi.

Vanya menatap Fildan yang baru saja duduk di sampingnya sinis, "Apaan sih?!"  Lalu ia menatap Leni yang duduk di depan Fildan.  "Len, noh kandangin gih teman rasa pacar lo ini"

Leni memberi hormat pada Vanya, "siap laksanakan!"

Vanya memijit pangkal hidungnya, hari yang melelahkan! Entah apa lagi yang akan terjadi kedepannya nanti.

"Fildan! Ayo ikut gue sekarang!"

"Ke pelaminan? Ayo!"

"Bukan"

"Lah trus kemana?"

"Ke rumah pak mamat"

"Ngapain cobak?"

"Ya Ngandangin lo"

Vanya mengabaikan dua manusia bobrok di sampingnya, matanya kini terhenti pada dua manusia di depannya, Bihan dan Diva.

"Div, udah dulu main hapenya, tadi pagi lo gak sarapan, nih sekarang makan"

"Bentar lagi Bii"

"Bi-bi bi-bi, lo pikir gue Bibi lo?!"

"Bukan, maksud gue itu Baby, disingkat jadi By, gitu."

"Dihhh jijik gue!"

"Hehehe, 'Bi' itu gue nyingkatin nama lo Bi-han, nohh gituu"

MIR&KHEITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang