MIR&KHEI 7

28 4 3
                                    


**^_^**

"Pagi Vanyaa!" Sapa Mira riang saat memasuki kelas.


Mengabaikan tatapan aneh yang di berikan padanya, Mira duduk tepat di sebelah Vanya.

"Vany---K-Kok Vanya natap Mira kayak gitu?" Tanya-nya gugup,

Bagaimana tidak, saat ini tatapan yang di berikan temannya itu seakan ingin memakannya hidup-hidup, sangat mengerikan.

"Jelasin sama gue!" Ucap Vanya tegas dan beralih duduk menyamping demi menghadap ke Mira.

Mira mengernyitkan dahinya semakin tak mengerti.

Vanya menghela nafas kasar,  "kemarin lo kemana? Kenapa tas lo ada tapi lo-nya gak ada?!"

Mira memutar otaknya mencari jawaban, astaga! Kenapa ia bisa melupakannya. Sekarang apa yang harus ia katakan? Ya tuhan sekali lagi bantulah Mira.

Tapi kenapa tasnya bisa ada dirumah kemarin sore? Ah tentu saja itu sudah di atur oleh Wira. Sekarang kembali ke topik awal, apa yang harus ia katakan?

"Mir?"

Mira menarik nafasnya dalam.

"M-Mira kemarin mendadak sakit--perut, iya sakit perut. Jadi Mira langsung pulang, lupa deh kalo tasnya masih di kelas" terkutuk dengan kegugupannya sekarang! Ia harap Vanya tidak curiga.

Vanya tampak memicingkan matanya menatap Mira tapi di detik berikutnya ia mangangguk. Sontak Mira langsung bernafas lega.

"Gue tau lo bohong"

Mira menegang, ia menatap takut-takut pada Vanya. Apakah Vanya tak ingin berteman lagi dengannya? Ia menunduk, ia merasa dirinya buruk sekarang.

"Tapi gue juga tau kalo lo butuh privasi, jadi kalo lo pikir gue bakal marah? Tenang, gue ga bakal marah. Gue ngerti kok" lanjutnya dan disusul oleh senyuman hangat.

Mira semakin menunduk, ia jadi merasa bersalah. Vanya sangat baik padanya, tapi dirinya? Ia malah berbohong.

"Maaf"

Vanya menepuk bahu Mira beberapa kali,

"sans aja, tapi satu hal yang ingin gue sampe-in. Lo gak sendirian, kalo lo punya masalah lo bisa cerita sama gue. Gue bakal jadi pendengar yang baik dan gue bakal bantu semampu gue"

Senyum Mira mengembang, ia mengangguk semangat dan merentangkan kedua tangannya,

"Mau pelukkk"

"Nggak ah, ntar lo nangis ingusnya nempel di baju gue "

"Vanyaaaa" rengek Mira seperti anak kecil, vanya terkekeh sambil geleng-geleng kepala.

"Yaudah sinih"

Mereka berpelukan layaknya seorang adik dan kakak, Vanya mengelus punggung Mira dengan lembut, sungguh! Ia sudah merasa kalau Mira sudah seperti adiknya.

Ia tersenyum getir, ia sadar dengan pikirannya. Posisinya bukan disitu.

**^_^**

Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu. 90% murid di Sakti Jaya akan berada di kantin, ada yang hanya sekedar nongkrong sambil melempar gombalan pada lawan jenisnya yang kebetulan lewat, ada yang lebih memilih duduk tenang sambil mengisi perut mereka untuk mengisi tenaga di jam pelajaran berikutnya. Ada juga yang memakan makanan mereka sambil bercanda ria bersama teman satu jalurnya.

Tapi berbeda untuk seorang Mira Claudy Alinda, ia rela menahan lapar di perutnya untuk menghampiri Kheiry yang sedang berada dikelas bersama ketiga sahabatnya.

Tak peduli sudah berapa kali ia di abaikan oleh Kheiry, dirinya masih belum menyerah. Sudah ia katakan berkali-kali! Di kamusnya tidak ada kata menyerah!.

"Kheiry, gak lapar apa? Mau kekantin gak? Ayo Mira temenin"

Masih sama, Kheiry masih mengabaikannya. Mira tak tau apa yang menarik di ponsel Kheiry sampai-sampai dirinya terabaikan.

"Kheiry, itu ponsel lebih cantik dari Mira ya? Mira jadi iri sama ponselnya" ucapnya cemberut.

Ia lalu mendekati Kheiry, lalu menunjuk ponsel Kheiry tidak suka.

"Heh ponsel!! Jangan deket-deket sama Kheiry! Sekarang Mira udah datang, masa depannya Kheiry! ponsel harus jauh-jauh dari Kheiry! Kenapa? Gak suka? Mira lebih gak suka sama ponsel!! Huhh"

Mira melipat tangannya di depan dada, ia merasa kalau ponsel itu sedang mengejek dirinya! Dan Mira tidak suka itu!

Mira tidak sadar, jaraknya dengan Kheiry sekarang mampu membuat jantung pria itu menjadi tidak terkendali, Kheiry sedari tadi merapalkan doa dalam hatinya agar suara degup jantung miliknya tidak di dengar oleh siapapun.

Tapi sepertinya gagal, kalau memang tak ada yang mendengar, lalu apa maksud dari tatapan Venzi padanya? Astaga, rasanya Kheiry ingin tenggelam saja sekarang.

"Dig dug dig dug dig dug, suara apakah itu? Apa kalian tau?" Ucap Venzi memulai aksinya,

"Jantungku berdebar saat kau menatapku🎶jadi salah tingkah bicara sama kamu🎶bibirku terbungkam melihat senyummu🎶aku tak kuasa saat di dekatmu🎶" Venzi mulai bernyanyi semakin membuat gentar kelas dan.. hati Kheiry.

Entah keajaiban dari mana, seluruh kelas malah melanjutkan nyanyiannya, membuat Venzi, Wira dan Rinol tertawa terpingkal-pingkal. Sedangkan Mira memiringkan kepalanya kebingungan.

SEBENARNYA AKU INGIN MENGUNGKAPKAN RASA🎶

TAPI MENGAPA AKU SLALU TAK BISA🎶

BAGAIMANA CARANYA AGAR DIRIMU🎶

BISA TAU, KALAU AKU SUKA, SUKA, SUKA..🎶

SUKA SAMA KAMUUU🎶

Semuanya bertepuk tangan dengan riang, bangga dengan suara mereka yang terdengar merdu. Sedangkan Kheiry? Pria itu sudah menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan, menulikan pendengaran dari suara riuh di kelasnya.

Kalau kalian mengatakan bahwa Kheiry biasa-biasa saja, maka kalian salah! Kheiry sangat malu sekarang! Menenggelamkan kepala di lipatan tangan hanya alibi Kheiry semata untuk menutupi wajahnya yang memerah.

Jika tidak, semua orang akan membulatkan matanya, lalu berkata.

Itu seriusan Kheiry blushing?

Kheiry tidak bisa membayangkannya! Ia tidak ingin itu terjadi! Sekarang ia hanya memohon pada tuhan untuk menyadarkan pikiran author agar tidak menulis skenarionya seperti itu.

Ia akan bunuh diri dan tidak akan muncul lagi pada cerita ini!

Itu janjinya!

**^_^**

Salam manis author DinMeiza_

MIR&KHEITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang