MIR&KHEI 9

21 4 0
                                    

"Pak Adi"

Suara Mira terdengar setelah melewati beberapa menit keheningan.

Pak Adi yang sedang fokus menyetir memperhatikan Mira sesaat sebelum kembali fokus pada jalanan dihadapannya.  "Ada apa non?"

"Ihh pak Adiii, berapa kali Mira udah ngomong, panggilnya Mira aja gak usah pake non kek, nyonya kek, telinga Mira panas dengerinnya" oceh Mira akhirnya. Ia bahkan sampai lupa apa tujuannya memanggil Pak Adi.

Pak adi terkekeh, ia melirik sekilas wajah cemberut anak dari majikan nya itu.  "Gabisa atuh non"

"Apa nya yang ga bisa pak? Nama mira itu mudah banget di ucapain. MI-RA. cuman dua kata. Gak perlu pakai embel-embel non atau nyonya. Ribet tau pak"

Pak Adi tersenyum tipis,  "gini atuh non, bapak kan udah manggil non itu dari kecil, jadi ngerubah panggilan non Mira itu bapak jadi sedikit kesulitan"

Mira mengerucutkan bibir nya,  "yaudah deh pak, tapi di usahakan ya jangan manggilnya non"

"Mira pengen bebas" dari semuanya, kekangan, kurungan, bahkan sebutan nyonya dan teman-temannya.

Pak Adi merapatkan mulutnya, ia melirik Mira sekilas dari kaca lalu kembali fokus pada jalanan. Saat mobil berhenti di lampu merah, pak Adi berbalik menghadap Mira.

"Non, maafkan bapak kalau lancang. Tapi bapak cuma mau ngucapin, semua yang dilakukan oleh Mr. Al itu demi kebaikan non, coba kalau dari dulu tuan tidak menyembunyikan non, pasti non sudah tidak lagi berada di disini bersama bapak"

Mira diam, ia menatap lurus pada jalanan. Mobil kembali bergerak saat lampu berubah menjadi hijau.

"Tapi kenapa hanya Mira? Kak Wira boleh keluar, mama juga, apalagi papa. Lalu Mira? Dikurung dirumah"

Pak Adi meminggirkan mobil ke tepi, ia tidak bisa berbicara seperti ini jika sedang mengemudi, itu akan sangat berbahaya.

Pak Adi melirik pada kaca spion, di belakang mobilnya sudah ada mobil suruhan Mr. Al untuk menjaga jika terjadi apa-apa.

"Bapak menjadi saksi non, Mrs. Inda sama sekali tidak pernah keluar dari rumah sejak menikah dengan Mr. Al "

Mira kembali terdiam, ia menatap lurus pada Pak Adi, mencari kebohongan yang ada di sana. Tapi nihil, Mira tidak menemukan apapun selain kejujuran.

"Dan tentang den Wira. Den Wira tidak pernah keluar menggunakan marganya. Disekolah den dikenal dengan nama Praditya Wira tanpa Alinda. Sedangkan orang-orang yang dihindari dari Mr. Al itu mengetahui dengan jelas kalau keturunan Alinda menggunakan marga Alinda"

"Yoi! Kenalin, nama gue Venzi Alaska. Ini Praditya Wira, dan ini Reserved Rinol sesusai namanya dia itu orangnya pendiem"

Ah! Kenapa Mira baru menyadarinya. Memang benar saat itu Venzi menyebut nama Wira tanpa menggunakan marga Alinda. Lalu, apa ketiga sahabat Wira termasuk Kheiry tau marga Wira? Jika memang tau, tentu saja 'kan mereka mengenal siapa Mira? Karena Mira menggunakan marga saat memperkenalkan diri.

Sekarang Mira berharap semoga tidak ada yang menyadarinya.

Mira menunduk, merasa dirinya sangat bodoh. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Melihat perubahan dari Mira, Pak Adi kembali angkat suara.

"Non jangan merasa bersalah. hanya orang-orang tertentu yang tau marga Alinda, semua itu terjadi karena Mr. Al bergerak cepat untuk menyembunyikan kalian beserta dengan marga. Non bisa lihat sendiri, teman-teman Non tidak ada yang tau tentang Alinda."

Pak Adi menjalankan mobilnya kembali, bisa di lihat dari kaca yang ada di dalam mobil kalau Mira sedang menyandarkan punggungnya.

"Pak"

Pak Adi tersenyum, ia tau apa yang akan dikatakan nona mudanya ini.

"Iya non?"

Pak Adi melambatkan laju mobil, didepan sana ada persimpangan yang akan menentukan tujuan yang diinginkan Mira.

Mira menghembuskan nafasnya sebentar, lalu menatap Pak Adi dari kaca mobil.

"Mira mau ketemu papa"

**^_^**

Kheiry membaringkan tubuhnya di atas ranjang, menatap langit-langit kamar yang bernuansa biru gelap, lalu beralih pada jam dinding yang menunjukkan pukul tiga kurang lima belas menit

Biasanya Kheiry akan sampai dirumah pukul empat sore atau bahkan bisa sampai langit menjadi malam, kalau bukan berkumpul di rumah Venzi pasti di rumah Rinol. Rumah Wira? Umm selama berteman dengan Wira dari bangku SMP sampai sekarang Kheiry tidak tau dimana rumah temannya itu, karna memang Wira tidak pernah memberi tahu siapapun. Ya kecuali Rinol. Entahlah Kheiry juga tidak tau alasannya. Kheiry bisa memaklumi itu, manusia itu butuh privasi 'kan?

Dan alasan mengapa hari ini Kheiry memutuskan untuk tidak berkumpul, hanya satu. Oh ayolah kalian tentu tau alasannya. Kejadian disekolah karena penyakit jantung yang tiba-tiba menyerang Kheiry, lalu disusul dengan Venzi yang malah bernyanyi dan.... rasanya terlalu malas untuk menyeritakan kejadian memalukan itu.

Ah Kheiry jadi mengingat wanita menyebalkan itu, Mira Claudy Alinda.

"Cewe aneh, cuman karena dia gue tiba-tiba sakit jantung? Astaga" Kheiry bemonolog, memijit pelipis nya yang terasa berdenyut. Memikirkannya saja sudah seperti ini apalagi kalau bertemu, mungkin sakit jantungnya akan kambuh lagi.

"Ternyata aku tidak perlu susah-susah mencarimu, percuma ya selama ini nyokap-bokap bahkan kembaranmu! Mereka dengan susah payah menyembunyikanmu!, dan kamu? Hanya dengan hasrat ingin bebas? Melanggar semua perintah mereka dan berkeliaran diluar bahkan tanpa menyembunyikan marga? Ck ck ck aku salut pada keberanian mu"

Kheiry mendudukkan dirinya, ia kembali mengingat ucapan orang misterius itu. Kenapa Mira di cari? Apa Mira adalah buronan dan melarikan diri? Tidak mungkin!. Dan maksud menyembunyikan itu? Kenapa Mira disembunyikan? Marga? Apa benar nama terakhir Mira adalah marga nya? ALINDA, apa benar? Sepertinya Alinda masih asing di telinganya.

"Ck tapi percuma, sekolah udah di kepung! Lo ga bisa lari kemana-kemana! Um...tapi boleh juga tuh, sekalian lo olah raga, sana lari hush hush"

Di kepung? Sebesar itu kuasa seorang Wira sampai mempunyai bawahan?

"mm kak W-Wira"

"Pulang sekarang!"

Kak? Benarkah? Apa benar Wira dan Mira itu.... kembar? Huh ini membingungkan.

"Cewe aneh, tapi juga misterius" Kheiry menggelengkan kepalanya tak habis pikir

"Cewe gentle? Ada-ada aja" ucap Kheiry di iringi tawa kecil.

Sebentar sebentar, apa? Tawa? Maksudnya Kheiry ketawa? Gitu? ASTAGA.

"Mira? Cewe berbeda yang pernah gue kenal"

Kedua sudut bibir Kheiry tertarik keatas "Mira Claudy Alinda" gumamnya.

Tersadar akan ucapannya, buru-buru Kheiry memukul pipi bahkan kepalanya. "Ngomongin apa sih lo? Khei, jangan gila!"

Kheiry menghempaskan tubuhnya lagi, apa yang dia pikirkan. Astaga! Sepertinya































Kheiry sudah jatuh pada pesona Mira Claudy Alinda.












Ya, pesona Mira si cewe aneh, cerewet, misterius, dan berbeda yang pernah dikenalnya















**^_^**

Vote & coment kalau mau lanjut update!.

'1010 kata'
DinMeiza_



Author yang lagi mager ngetik
Tiara Dinda jumeiza.

MIR&KHEITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang