MIR&KHEI 4

24 5 0
                                    

Happy reading:)


**^_^**

Matahari terbit dari timur, membawa cahayanya menyinari bumi, atau yang di sebut dengan pagi.

Kheiry, ia terbangun dari tidurnya saat merasa cahaya yang terang menerpa wajahnya. Perlahan kelopak matanya terbuka.

Ia mendudukkan diri saat beberapa saat sempat menguap melepaskan semua kantuk yang tersisa.

Dengan separuh kesadaran, kaki nya mulai melangkah beranjak dari ranjang menuju kamar mandi untuk menyapa shower, sikat gigi, air, dan teman-temannya.

**^_^**

"Nia, sana gih bangunin abang kamu, tumben-tumbennya tuh belum turun jam segini" ucap papa Kheiry saat melihat anak bungsunya menuruni tangga.

Nia mengangguk, ia membalikkan badan.

Beri dan Keya, orang tua Kheiry dan Nia. Melihat anak bungsunya itu menarik nafas dalam, cepat-cepat mereka menutup telinga. Membiarkan sarapan di atas meja menunggu untuk di santap. Yang penting sekarang adalah menjaga telinganya agar baik-baik saja.

Hingga teriakan maut itu siap-siap untuk di luncurkan.

"BANG KHEI---"

"Ga usah triak!"

Dan disini lah Kheiry sebagai pahlawan, menghentikan musibah yang baru saja akan datang. Bahkan Beri dan Keya sama-sama menghela nafas lega.

Kheiry merangkul pundak Nia dan kembali melangkah menuruni tangga yang tersisa beberapa lagi.

"Thank you Mr.Kheiry" ucap Beri saat Kheiry sudah duduk di hadapannya dan di ikuti Nia yang duduk disamping Kheiry.

"You're welcome Mr.Beri"

Keya yang duduk disamping Beri melirik tajam ke arah dua pria itu. Tangannya menggapai sebuah apel lengkap dengan pisau buah yang ada di atas meja.

"Ini pisau kayak nya tajam banget ya"

Beri dan Kheiry menatap Keya dengan tatapan ngeri, huh wanita ini sudah terlihat seperti psikopat saja.

"Kalian ngomongin apaan sih? Kok Nia dari tadi ga ngerti" ucap Nia dengan raut bingung.

Sebenarnya apa yang keluarga ini bicarakan? Yang satu ngomong terima kasih, yang satu ngomong sama-sama, yang satu lagi malah ngomong pisau tajam. Ada apa dengan mereka semua? Astaga.

"Anak kecil gak boleh ikut campur" jawab Kheiry seraya memasukkan sendok demi sendok nasi goreng buatan Keya.

"Nia ga kecil lagi kak! Asal kakak tau ya, Nia itu udah kelas 9 smp, Nia udah besar!" Ucap Nia tak terima.

Sedangkan yang di tuju, dia  tak mengeluarkan suara. Ia lebih memilih menikmati sarapannya dengan khidmat.

Nia mencebik kesal, Kheiry itu sama persis seperti mamanya, Keya. Gak terlalu dingin tapi paling irit kalo ngomong, satu kata rasanya sangat mahal bagi mereka.

Tapi berbeda dengan Beri dan Nia, mereka berdua orang yang humoris, periang dan cerewet. Dengan mereka berdua keluarga kecil BERNAND jadi lebih hidup.

MIR&KHEITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang