MIR&KHEI 5

22 5 0
                                    

"Kheiry hari ini belajar apa?"

"Kheiry udah sarapan apa belum?"

"Kheiry udah tau nama Mira kan?"

"Kheiryy kok diam aja si?"

Mira mencebik kesal, sedari tadi dirinya mengajak Kheiry bicara tapi sama sekali tak ada respon dari Kheiry.

"Udah ya Mira, mending lo pergi kekelas, bentar lagi bel masuk mau bunyi. Dari pada lo sakit hati di diemin mulu sama nih patung" ucap Venzi mencoba memberi pengertian pada Mira.

"Bentar lagi! Kheiry nya belum ngomong!"

"Terserah lo! Pusing gue gimana cara ngomong sama lo!" Kata Venzi jengah.

"Kalo pusing ya gak usah ngomong, yang Mira ajak bicara itu Kheiry bukan Venzi"

"Udah, biarin aja. Paling juga berenti sendiri nanti" ucap Wira menghentikan Venzi yang ingin protes.

"Wleee" astaga gadis ini!

"Kheiry jadi--eh eh Kheiry nya mana? Kok ga ada?"

Semuanya ikut memperhatikan sekeliling, tapi Kheiry tidak ada sama sekali.

Mira berjalan keluar dari kelas bermaksud mencari Kheiry di luar, sedangkan ketiga sahabat Kheiry acuh tak acuh, biarkan itu menjadi urusan Mira sendiri.

Mira terus menelusuri koridor sekolah, sebenarnya secepat apa Kheiry berjalan, kenapa Mira sampai kehilangan jejak!

Mira berhenti melangkah saat matanya tidak sengaja melihat sekilas sepasang kaki melangkah menaiki tangga roftoop? Iya roftoop.

Ah, Mira mengenal sepatu itu! Itu sepatu milik orang yang ia cari sekarang.

Mira melangkahkan kakinya menaiki tangga, meski sedikit ragu karena ia pernah mendengar dari Vanya kalau tidak ada yang pernah naik ke roftoop, entahlah Mira tidak tau alasannya.

Perasaan Mira tidak enak, ia merasa ada yang mengikutinya. Mira menghentikan pergerakan dan langsung berbalik.

Tidak ada siapa-siapa, Mira mengangkat bahunya acuh. Mungkin perasaan nya saja.

Mira kembali melangkahkan kakinya menaiki tangga sampai akhirnya ia melihat pintu besi yang sudah terbuka setengah. Dengan sedikit ragu Mira membukanya lebar.

Mira berjalan pelan sambil menelusuri tiap sudut roftoop, mencari keberadaan, Kheiry. Tunggu sebentar, tidak ada siapa-siapa disini!

Mira berbalik bermaksud ingin pergi dari sana, perasaannya sedang tidak baik sekarang. Terlambat!

Tubuh Mira seketika kaku, keringat dingin mulai keluar dari dahi dan telapak tangan Mira. Di depan sana, tepat di ambang pintu roftoop berdiri seorang pria bertopi hitam dengan memegang, pistol?

Pria itu mengunci pintu dengan tatapan masih pada Mira.

"Hai, masih mengingatku?" Tanyanya dengan senyum sinis.

Mira meremas roknya gelisah, ia sangat takut sekarang.

"Ternyata aku tidak perlu susah-susah mencarimu, percuma ya selama ini nyokap-bokap bahkan kembaranmu! Mereka dengan susah payah menyembunyikanmu!, dan kamu? Hanya dengan hasrat ingin bebas? Melanggar semua perintah mereka dan berkeliaran diluar bahkan tanpa menyembunyikan marga? Ck ck ck aku salut pada keberanian mu" ucapnya panjang di iringi dengan decakan kagum.

"Apa yang kamu inginkan dariku?!" Tanya Mira dengan sisa keberaniannya.

Pria itu tertawa. Sungguh tawanya sangat menyeramkan. Mira menggigit bibir dalamnya menahan ketakutan, rasanya ia ingin menangis saja! Ia menyesal telah ke tempat ini! Ah tapi kata menyesal sekarang tidak pantas untuk di pikirkan.

Sekarang yang harus di pikirkan adalah mencari jalan untuk melarikan diri dari sini! Apa yang harus ia lakukan? Bagaimana ia bisa melarikan diri dari sini? Oh tuhan bantulah Mira.

Tawa pria itu terhenti, "apa yang aku inginkan?" Ucapnya mengulangi pertanyaan Mira.

Ia mengangkat tangannya yang memegang pistol, membidikmya ke arah Mira yang sekarang sudah menegang.

"Yang aku inginkan hanya..."

"Kamu mati!"

Pelatuk di tarik bertepatan dengan orang yang mendobrak pintu roftoop. Seketika tubuh pria itu yang berada di depan pintu langsung terjungkal mengakibatkan peluru meleset ke arah lain.

Dengan cepat orang yang mendobrak pintu langsung mengambil pistol yang terpelanting.

"Brengsek! Cara lo itu ga asik man"

Ia berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan pria pengecut yang ingin mencelakai kembarannya!

"Oke, saat ini gue lagi berbaik hati, jadi sekarang gue izinin lo lari sekencang-kencangnya"

Tapi buru-buru ia menggeleng dengan memukul dahinya singkat. Ia berdiri dan memberi tatapan remeh pada pria yang menjadi lawan bicaranya.

"Ck tapi percuma, sekolah udah di kepung! Lo ga bisa lari kemana-kemana! Um...tapi boleh juga tuh, sekalian lo olah raga, sana lari hush hush" ujarnya seperti mengusir kucing yang mencuri ikan di atas meja.

Pria itu berdiri dengan cepat dan langsung berlalu dari sana, bodoh dengan semuanya! Ia akan mencari jalan keluar, sekecil apapun jalannya. Ia tak ingin nyawanya hilang begitu saja.

Mira menatap kembarannya takut-takut, sudah di lihat dari sorot matanya kalau ia sedang marah.

"mm kak W-Wira"

"Pulang sekarang!" Ucapnya final.

Mungkin mereka tidak sadar, ada mata yang menyaksikan semuanya, ia sudah berniat ingin menolong tapi sudah di dahului oleh Wira, jadi ia memutuskan untuk tetap bersembunyi. Pemilik mata itu adalah orang yang Mira cari tadi hingga dirinya sampai ke roftoop, Alkheiry Bernand.

Mira hanya bisa menunduk dan pasrah tanganya di tarik oleh kembarannya.

Iya kembarannya. PRADITYA WIRA ALINDA.

**^_^**

Salam manis author DinMeiza_

MIR&KHEITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang