MIR&KHEI 8

19 4 2
                                    

Bel pertanda berakhirnya pelajaran sudah berbunyi, buru-buru Mira membereskan semua alat tulisnya kedalam tas. Ia ingin bertemu seseorang. jangan terlalu banyak berfikir, hanya satu orang yang ingin Mira temui yaitu Kheiry!

"Vanya pulang pake apa?"

Vanya yang baru saja menyandang tasnya di bahu menoleh,

"Pake kaki"

"Jalan kaki?" Tanya Mira masih belum mengerti.

"Yaiyalah jalan kaki, masa iya jalan tangan?"

Mira mendengus kesal,  "pulang bareng Mira aja ya?"

Vanya mengetuk dagunya menggunakan telunjuk, berlagak kalau tawaran itu adalah hal yang sangat sulit untuk di pertimbangkan.

"Umm... gak usah deh Mir, gue bisa naik angkot" putus Vanya akhirnya.

"Kenapa naik angkot? Mending bareng Mira aja, Bisa irit pengeluaran juga, ya ya? Nanti Mira juga bisa tau rumah Vanya dimana, kalo nanti Mira lagi bosan dirumah, Mira bisa ke rumah Vanya, gituh"

Sekali lagi, Vanya mengetuk dagunya menggunakan telunjuk berlagak sedang berfikir. Vanya menatap Mira ingin memberikan jawaban, tapi gadis itu sudah menarik tangannya sebelum Vanya mengeluarkan suara.

"Udah, ga usah banyak fikir. Sama Mira aja"

Vanya mendengus. kalau sudah seperti ini, untuk apa Mira bertanya? Kalau akhirnya keputusan tetap berada ditangannya. Menyebalkan. Kenapa rata-rata manusia seperti itu? Eh tunggu, Vanya kan juga manusia!

Langkah Vanya terhenti saat orang yang menarik tangannya juga berhenti.

"Vanya gapapa kan nunggu sebentar? Mira mau melapor sama pujaan hati"

Mira langsung masuk ke kelas Kheiry tanpa menunggu jawaban dari Vanya. Sudah dikatakan 'kan? Untuk apa bertanya padahal keputusan tetap berada di tangan, sekali lagi ini menyebalkan!

Vanya mengeluarkan ponsel ber cassing nila dari saku rok abu-abu yang ia kenakan, jari nya dengan cepat mengetikkan sesuatu disana lalu mengembalikannya lagi ketempat semula.

Bertepatan dengan Mira yang keluar dari kelas dengan wajah lesu.

"Loh? Cepet amet"

Mira melengkungkan bibirnya ke bawah,  "Kheiry udah ga ada"

"Innalilahiwainnailahirojiun"

"Ihh Vanya! Bukan itu maksud Mira" kesal Mira memukul lengan sahabatnya itu.

"Lah? Trus tadi katanya gak ada?"

Mira mendengus kesal, 

"Maksud Mira itu, Kheiry udah pulang lebih awal, temen-temennya bilang kalo Kheiry mungkin ada urusan penting, bukan mati!"

Vanya mengangguk-angguk kan kepalanya mengerti,  "jadi, mau gimana?"

Wajah lesu Mira seketika menjadi berbinar lagi, ia tersenyum sangat lebar.  "Saatnya ngantar Vanya kerumah!!" Serunya gembira.

Mira menarik kembali tangan Vanya agar mengikutinya, sedangkan Vanya hanya bisa menggelengkan kepalanya tak habis pikir, semudah itukah membuat senyum Mira kembali? Dan bagi Vanya sendiri, Mira lah yang selalu mudah membuat hati Vanya menghangat.

**^_^**

"Stop disini aja pak. jalannya kecil, mobilnya ga bisa masuk"

Mira yang duduk di samping Vanya langsung celingak celinguk melihat kedepan, tidak tau ia merasa bersemangat ingin mengetahui rumah sahabatnya itu.

MIR&KHEITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang