Part 27

776 40 9
                                    

Silakan tambahkan cerita ini ke favorit kalian, vote serta komentar sebanyak-banyaknya !!!

Happy reading, guys !!!

*** 

"Ally, aku tidak pulang hari ini. Katarina sedang sakit, jadi aku harus menemaninya. Kau tidak keberatan 'kan, aku tinggal sendirian?"

"Ohoo... Kau pura-pura mengatakan Kate sedang sakit, padahal kau ingin berduaan dengannya 'kan?" tuduh penuh selidik pada Max yang kini sedang meneleponnya.

"Dasar gadis bodoh! Tentu saja aku serius, Kate sedang sakit. Dia demam, aku baru saja selesai memeriksanya. Sepertinya dia—"

Ally memotong perkataan Max begitu saja. "Sepertinya dia hamil, Max. Apa aku akan segera mendapatkan keponakan?"

Terdengar Max mengumpat di seberang sana, Ally hanya terkekeh karena berhasil mengerjai Max. Pria itu terlalu kaku dalam urusan percintaan. Meskipun Ally tidak pernah berpacaran, setidaknya ia tidak akan sekaku seperti Max.

"Ayolah, Max. Berikan aku keponakan yang lucu. Malam ini kau tidak usah pulang, kau buat bayi saja yang lucu untukku! Katakan pada Kate semoga cepat hamil anakmu. Bye, Max, aku tutup." Ally cekikikkan sendiri saat menutup telepon itu.

Max mengumpat kesal saat Ally langsung menutup teleponnya begitu saja.

"Apa itu, Ally?" tanya Kate dengan suara seraknya karena baru saja terbangun dari tidurnya. Sekujur tubuhnya panas, pipinya yang putih menjadi merah karena suhu tubuhnya yang naik drastis.

Max mengangguk. "Bocah nakal itu selalu membuatku kesal, tapi aku menyayanginya."

Katarina terkekeh meskipun suaranya terdengar serak. "Kau menginap di sini?"

Max duduk di tepian ranjang, menggenggam tangan Katarina dengan lembut. Mengusapkan jemarinya ke helaian rambut milik Katarina, memandangi wajah merah padam milik Katarina dengan teliti. "Aku menginap di sini. Kau membutuhkanku, Kate."

"Bagaimana dengan Ally? Dia pasti akan sendirian di rumah. Dan apa yang kalian bicarakan tadi. Kudengar kau mengumpat kasar, tapi aku mendengarnya tidak terlalu jelas."

Max memalingkan wajahnya. Tunggu! Apa itu? Max merona? Sial! Pria setampan Max bisa merona juga.

"Tidak ada, lupakan saja!" Max tidak ingin menjawab pertanyaan Katarina. Tentu saja ia tidak akan mengatakannya, itu hal yang memalukan. Dasar bocah sialan! Gara-gara Ally, Max jadi ditodong pertanyaan yang telah membuat pipinya merona.

"Apa dia meminta keponakan lagi, dan memintaku untuk segera hamil anak darimu?"

Deg!

Tepat sekali. Itulah yang dikatakan oleh Ally, bocah sialan yang nakal itu benar-benar membuatnya malu. Max tidak menjawab, ia hanya memalingkan wajahnya ke arah lain. Katarina tersenyum memperhatikan tingkah laku Max yang seperti bocah pria yang baru menginjak masa pubertas. Padahal pria itu sudah cukup umur untuk menjalin asmara, bahkan kebanyakan pria seumuran Max sudah memiliki istri dan anak.

Katarina menghapus senyumannya, ia membalik badannya membelakangi Max yang masih duduk di tepian ranjang. Pria itu menyadari adanya gerakan kecil dari ranjang, dan saat dilihat. Katarina sudah memejamkan matanya, mungkin ia langsung tertidur setelah berhasil membuat Max merona.

Melihat itu, Max segera melepas pakaiannya dan menggantinya dengan pakaian yang selalu ia siapkan di dalam mobilnya, berjaga-jaga jika ada keadaan darurat seperti ini. Sehingga Max tidak perlu repot-repot untuk pulang terlebih dulu.

BRENDA HEATHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang