5. I'm Siren

168 25 4
                                    

Juni 2020

.
.
.
Dengerin lagunya aja... Gausah nonton videonya juga gapapa

.
.
.
.
Happy Reading

.
.
.

     POSISI DUDUK KAMI sama seperti tadi siang. Aku duduk di salah satu sofa dengan Kakek yang duduk di hadapanku. “Jadi, apa kaitan masalah ingatanku dengan kalung ini?” tanyaku sembari memegang liontin kalung mutiaraku.

     Menurutku ini adalah kalung biasa. Selama ini aku tidak masalah memakainya. Kenapa Kakek menduga jika masalah ingatanku ada kaitannya dengan kalung ini?

     “Apa kau tidak ingin tahu makhluk apa yang menempati Danau Cyrus?” tanya Kakek.

     “Erm... putri duyung maybe?” Aku benar bukan?

     Kening Kakek mengerut, “maybe? Apa itu nama orang?”

     Oh God, kenapa aku bisa lupa jika Kakek mana tahu Bahasa Inggris. “Maybe itu Bahasa Inggris Kek, artinya mungkin,” jelasku.

     Mulut Kakek membentuk huruf o sambil mengangguk angguk. “Erm Kek, bisa kita back to topic?” tanyaku yang sudah penasaran.

      “kalau back to topic Kakek tahu!” ujar Kakek bangga. “Tadi katamu Arthur itu Duyung? Kau salah besar nak.”

     Aku kembali terdiam. Berusaha mencerna apa maksud ucapan Kakek. Wait... jika Arthur bukan duyung berarti dia...

     “Arthur adalah siren.”

     Sesuai dugaanku. Tidak mungkin duyung memiliki ukuran sebesar itu. Lagi pula, Arthur memiliki bentuk ekor yang lebih menyerupai ikan hiu ketimbang ikan biasa dan juga terdapat sisik-sisik ikan yang menutupi seluruh kulitnya.

     Terdengar Kakek menghela nafas gusar. Sepertinya ini bukan hal sepele yang mudah untuk dibicarakan. “Kakek memang tidak tahu apa-apa tentang hal ini tapi...”

     Kakek menjeda ucapannya sejenak, “Kakek rasa hilangnya ingatanmu memang ada kaitannya dengan kalung itu.” Kakek menunjuk kalung mutiaraku.

     “dari mana Kakek menduga jika kalung ini adalah dalang dari hilangnya ingatanku?” kenapa kesannya seperti aku menyalahkan kalung ini ya?

     “apa kau tidak melihat tadi kalungmu bercahaya?”

     “Lihat,” cicitku.

     “Kalung itu bukan kalung biasa nak. Kalung itu yang membuatmu berwujud seperti ini,” ujar Kakek hati-hati.

     Aku sedikit terkejut mendengar hal ini. Ternyata kalung yang selama ini kupakai bukanlah kalung biasa. “Bisa tolong jelaskan dari awal?”

     Kakek mengangguk, “mungkin cerita ini bisa membantumu mencari ingatanmu yang hilang.”    

     Lalu mengalirlah cerita dari mulut Kakek yang membuat badanku terguncang hebat.

The Man in AquariumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang