"Kalian bakal dikirim ke St. Lucia, sekarang."
Tampaknya perpisahan akan segera terjadi, melihat orangtua Hwall dan Jeno sepakat untuk mengirim dua manusia itu ke sebuah sekolah asrama yang terletak jauh di pinggiran kota. Para orang dewasa itu m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SETELAH semuanya, tampaknya berpisah merupakan hal yang paling baik.
Itu yang orang dewasa pikirkan.
Tapi tidak di benak lima sekawan yang telah menghabiskan waktu mereka bersama-sama dari kasus pembunuhan sederhana sampai kasus yang melibatkan supranatural.
"Gue bakal dikirim ke luar negeri masak," curhat Gowon sambil lesehan. Kentang mekdi yang the royal pesen kebanyakan masuk ke perut Gowon karna Gowon katanya lagi pengen kentang. "Bahasa inggris aja gue remedial, gimana gue bisa sekolah bener?"
"Lo milih idup lo bener lagi apa gimana," tukas Minju. Hapenya dari tadi ribut gegara bonyoknya suruh dia pulang buat beres-beres pindah rumah. "Translate gugel kan bisa."
Gowon menghela nafas, "Jujur, gue gamau pisah sama kalian."
Sontak Jeno, Hwall, dan Soobin yang lagi mabar pokemon langsung berhenti main. Sadar, kalo ini jadi pertemuan terakhir mereka karna Gowon disuru sekolah ke luar negeri, Minju pindah rumah, Soobin disuru pindah sekolah, sementara Hwall dan Jeno bakal dimasukin sekolah asrama.
Diam-diam Hwall mengumpati kejadian dua bulan lalu. Tapi sudah lah, itu sudah lewat, teman-temannya dan dia masih napak, cuma pisah jarak, hape kan ada.
"Kalo dipikir-pikir, kita disatuin gegara pembunuhan," ujar Soobin, sedih. Iya lah sedih, wong bakal pisah sama sohib-sohib ambyarnya. "Terus dipisahin gegara setan. Kebetulan gak sih."
"Kebetulan ndasmu, itu di sengaja," ujar Minju, nyolot. "Untung tuh cewek udah ilang beneran ya, kalo masih ada gua bawa ke neraka langsung. Bikin kesel."
Hwall terkekeh, kemudian menepuk-nepuk pucuk kepala Minju. "Gue bakal kangen bacot lo Ju, serius."
"Tangan Hwall," Jeno mengingatkan, soalnya Soobin udah sepet mukanya. "Apaan sih? Kok kayak orang pacaran terus putus ditinggal rantau njir!"
Gowon protes, "Lo ngancurim suasana anjir!"
"Bikin gua merinding tahu gak kalo lagi sedih-sedihan gini," tukas Jeno. Nds nya ia letakan di pangkuannya dalam keadaan mati, kemudian merangkul Hwall dan Soobin, lalu berkata, "Kita cuma kepisah jarak woi lah! Ada skype! Ada internet! Kalo pulsa lo habis ya gatahu gue."
"Eh iya, utang pulsa gua udah gua bayar belon sih?" Minju tiba-tiba keinget utang pulsanya yang masih sepuluh ribu itu.
"Lo enak ngomong gitu! Kalian masih satu negara! Gue gimana?!" Mata Gowon mulai berkeringat. Nangis dia tuh kalo inget cuma dia doang yang bakal keluar negeri terus menuntut ilmu. "Gue bakal kangen kalian banget---"
