the royal; kadabra
[ 13 ]; the devil made me do itACT. VII
WHAT HE DONE, HE DONE."JAEMIN BANGSAT! MARI LO!"
Jaemin tertawa ketika Junkyu mengayunkan pisau palet kepadanya seperti orang gila. Jaemin tidak pernah melihat Junkyu marah; Meski Jaemin pernah menjatuhkan batu kepadanya, meski Jaemin menjegalnya hingga kakinya patah, meski Jaemin meracuni Junkyu, Junkyu tidak pernah marah. Namun sekali ini, ketika Jaemin menarik Junkyu dari jendela dan hendak mencongkel matanya, Junkyu marah.
Oh, jadi perlu di congkel dulu matanya, batin Jaemin sambil menahan ayunan lengan Junkyu. Jaemin tersenyum ketika Junkyu menarik rambutnya dan membanting tubuhnya kebawah. Rasa pening dan sakit di punggungnya kontras dengan euforia sesaat yang ia rasakan.
Junkyu menduduki Jaemin dan hendak menghantamkan patung gips kepadanya; Kedua mata Junkyu yang penuh amarah membuat Jaemin merinding.
"Sialan!" Patung gips itu Junkyu buang--Tidak jadi dihantam kepada kepala Jaemin. Kemudian Junkyu bangkit dan segera bergegas beranjak dari Jaemin. Ia menyugar surai hitamnya kebelakang dan menelungkup wajahnya yang penuh dengan peluh.
Gue capek. Junkyu iri sekali rasanya pada Kim Minju, pada Park Jihoon--Sahabatnya. Mereka punya orangtua dan mereka tidak perlu tinggal di tempat seperti ini. Setiap hari mereka tidak perlu khawatir akankah hari ini mereka mati atau hidup. Park Jihoon atau Kim Minju tidak perlu khawatir akan kehilangan kewarasan mereka. Tidak seperti Junkyu. Setiap harinya di St. Lucia terasa pengap sekali. Rasanya seperti berada di dalam sangkar.
"Mau kemana lo Ajun?" Junkyu melirik sinis pada Jaemin yang rebahan telentang di lantai. Senyum Jaemin terlihat bahagia terlepas memar kecil di rahangnya. "Lo mau ninggalin gue? Mau ninggalin Jungmo? Mau ninggalin Onda? Mau ninggalin Lia? Lo tega ninggalin Eric? Bukannya lo peduli sama Eric?"
"Jaemin shut the fuck up!" Junkyu berseru. Ia menutup kedua telinganya--Ketakutan, kalau-kalau Jaemin berhasil mengambil alih pikirannya seperti Mama Yoona. "Please, shut up."
KAMU SEDANG MEMBACA
the royal; kadabra
Fanfiction"Kalian bakal dikirim ke St. Lucia, sekarang." Tampaknya perpisahan akan segera terjadi, melihat orangtua Hwall dan Jeno sepakat untuk mengirim dua manusia itu ke sebuah sekolah asrama yang terletak jauh di pinggiran kota. Para orang dewasa itu m...