Saat jam 8, Renzo bersiap-siap untuk pergi ke rumah Lauren. Kalau saja tidak karena TOD tadi, ia malas sekali keluar rumah. Ia segera memakai jaket hitamnya, dan mengambil kunci motornya, lalu menuju ke hp tempat yang telah di share Lauren.

Ia segera memecet bel. Namun, tak ada yang keluar atau menjawabnya sama sekali. Ia memencet kembali bel berkali kali. Hingga menimbulkan suara yang berisik.

"Ada orangnya nggak sih?! Apa jangan-jangan tu bocah ngerjain gue?! Nggak lucu kali!" Ucapnya sambil menghembuskan napas kesal.

"Gue telepon aja apa ya?! Eum... Udah lah. Daripada mubazir bensin gue" putusnya. Ia pun mengambil Hp nya yang ada disaku celananya. Lalu mencari nomor Lauren.

Tut... Tut... Panggilan yang anda tuju sedang sibuk... Tut... Tut..

"Sialan emang! Terus gimana ini?! Gue ketuk aja lah pintunya" putusnya sambil mengacak rambutnya kasar.

Tok tok tok

"Iya sebentar" jawab seseorang yang ada di dalam rumah.

Krekk..
Pintu terbuka dan menampakkan seorang wanita berusia sekitar 21 tahunan menurut Renzo.

"Eh, iya. Dek, cari siapa?" Tanya perempuan itu

"Lauren nya ada?" Jawab Renzo to the point.

"Owh, Lauren ya? Sebentar, saya panggilkan. Tadi sedang di balkon kamarnya sambil main gitar. Katanya lagi nunggu temennya. Masuk dulu dek, tak panggil dulu Laurennya" ucap perempuan itu sambil mempersilahkan Renzo untuk masuk ke dalam rumahnya.

Renzo hanya mengangguk setuju. Lalu mengekori wanita itu masuk ke dalam rumahnya. Sambil menunggu Lauren turun, Renzo melihat rumah yang sedang ia singgahi saat ini. Rapi. Ya, hanya satu kata yang ada di benak Renzo saat ini. Ia terus saja melihat setiap sudut ruangan. Bahkan, satu sudut pun tak terlewatkan oleh mata tajam Renzo. Hingga sebuah bingkai foto menarik Renzo untuk mendekat. Dan mengamati lebih dalam.

Sebuah foto yang diisi dengan satu gadis cantik dan satu pria tampan tampak berfoto ria di dalamnya. Perempuan itu tentunya adalah Lauren. Lauren tampak memeluk ria pria yang ada didalam bingkai foto tersebut. Laki-laki tersebut juga tampak bahagia. Sambil mengenakan toga nya, ia membalas senyum bahagia Lauren.

'ini siapa ya?' ucapnya dalam hati.

Hingga Lauren sudah tak sanggup menahan lama lagi berdiri di anak tangga yang terakhir. Ia pun mengeluarkan suaranya untuk menyadarkan Renzo, bahwa ia sudah dari tadi menunggu Renzo yang sedang memandang foto yang ada di atas rak.

"Udah mandangin fotonya?" Tanya Lauren menyadarkan Renzo.

"E-eh hah? Eh, iya. Lo udah disitu dari tadi?" Tanyanya blak-blak an karena tertangkap basah sedang memandang foto Lauren.

Lauren hanya bergumam sambil mengangguk kecil sebagai jawabannya. "Yaudah, ayo keatas. Di balkon kamar aja" ajaknya

"Ada rooftop gak Ren?" Tanya Renzo

"Ada. Kenapa?" Jawab Lauren bingung

"Disana aja. Jangan di kamar lo, berantakan kan pasti?" Ejek Renzo

"Enak aja. Kalo kamar gue berantakan, popularitas gue sebagai The Most Wanted Girl turun lah. Dan gue ga mau itu terjadi" ucapnya boros kata

"Yaudah, sana lo ambil gitar. Gue ke rooftop dulu, ntar lo nyusul" putus Renzo

"Oke! Yaudah, lo tinggal naik ke tangga kamar gue, naik aja ke tangga seterusnya. Nanti sampe pintu kayu yang cantik itu, buka aja. Dah sampe rooftop" jelasnya.

LaurenZoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang