Happy Reading!:)
Saat ia membuka pintu keluar rooftop, tiba-tiba ada sekumpulan manusia dengan wajah tak berdosa mereka sambil pura-pura sibuk sendiri-sendiri.
"Ngapain lo?" Tanya Renzo.
'Nah kan, mampus' batin mereka dalam hati
"Van? Mau? Ngapain lo?" Tanya Renzo dengan tatapan tajamnya.
"Ha? Eh-oh itu... Gue minta makanan Lauren, iya iya, minta makanan. Ya kan Mau?"
"Ha? Eh- iya iya, minta makanan. Kan Lauren sob gue" jawab Maulidya yang sadar akan lamunannya terhenti ketika Jovan menyentil pelan tangan Maulidya
"Kalo lo? Rel? Di? Ngapain?"
"Gue? Oh gue ini, anu.. gue sama Ardi anu.."
"Anu anu apaan?" Heran Renzo pada ke-empat spesies manusia aneh dihadapannya ini.
Lauren yang merasa lamunannya terganggu karena suara bising di depan pintu menuju rooftop pun menoleh ke arah sumber suara. Dan ia terkejut saat melihat teman-temannya ada dipintu semua. Ia yang heran dengan mereka pun berjalan mendekati segerombolan manusia itu. Dan, tak lupa! Ia memasang wajah dingin dan cuek.
"Ngapain lo?" Tanya Lauren dingin dan tatapan tajam matanya yang ia lontarkan pada mereka semua.
Renzo menoleh ke arah Lauren, lalu menatap tajam kembali ke arah manusia yang memasang wajah watados mereka masing masing.
"Mau? Jelasin!" Pinta Lauren tajam dan, dingin.
"Hah? Kok gue?" Maulidya menatap Lauren secara bergantian. Seketika nyali Maulidya menciut ketika mendapati dua sejoli kutub es ini menatap Maulidya tajam.
"Iya iya, gue jelasin. Masa lo nggak paham sih? Sama kode yang tadi gue kasih ke lo Ren?"
"Kode apa?"
"Aduhaii... Pengen tak hiihhh..." Ucap Maulidya sambil memajukan kedua tangannya seakan ingin meremas manusia kutub didepannya ini.
"Tadi gue telvon lo kan? Masa lo gak paham gue bilang 'beneran nih? Gue gak boleh kesana?' masa lo berdua nggak paham sih Ya Allah... Bfuhh... Udah dingin, cuek, nggak peka lagi. Lengkap deh kalian tu"
"Oh, sekarang gue paham" jawab Renzo
"Yaudah lah. Gue capek nih, dikejar Maulidya buat ke rumah Tante lo ini. Nih, masa ya, gue lagi makan sambil nonton tv. Lagi pw kan tuh-" ucapan Jovan terpotong oleh pertanyaan Maulidya.
"PW? Apaan tuh?"
"Posisi Wenak" jawab mereka semua kompak. Maulidya yang dijawab kompak oleh mereka semua hanya nyengir tak jelas.
"Kudet" ejek Varrel
'Oke, Maulidya... Sabar... Jangan di ladenin... Biar dia capek sendiri...' batin Maulidya
"Lanjut Vann!!" Pinta Ardi yang kepo dengan cerita Jovan.
"Oke, gue lanjut nih. Nah, lagi gitu, tiba-tiba hp gue geter coy! Kaget dong gue. Gue liat lah siapa yang telvon malem malem gini. Eh, muncul nama "Kuntilanak Bawel" yaudah gue panggil adek gue, buat ngangkat telvon dari dia. Nah, gue lanjutin aktivitas gue dong, mubazir ntar mie nya. Adek gue dateng ke gue lagi, di tambah mukanya kaya mau nangis gitu, lah gue tanya 'kenapa dek?' terus adek gue jawab 'ini siapa kak? Kok bentak bentak Alin?' gue udah tau mesti Maulidya ngira yang ngangkat telvonnya itu gue. Padahal kan Alin, adek gue. Gue ambil hp gue dan gue suruh adek gue buat ngambil cemilannya buat nonton film sama gue. Terus gue bilang sama Maulidya, kalo dia udah bikin adek gue mau nangis. Gue gak terima lah, terus gue-" cerita Jovan terhenti karena dipotong oleh Lauren.
KAMU SEDANG MEMBACA
LaurenZo
UmorismoSama sama memiliki sifat yang dingin dan keras kepala. Tetapi juga sama sama pintar dan sama sama hemat. Hemat bicara. Dua sejoli ini memiliki sifat yang sama namun ada pembeda diantara mereka. Apa pembedanya? Baca terus ceritanya, masukkan dalam p...