Bab 9

36 15 0
                                    

Mereka masih menjalankan hukuman yang di berikan Bu Susi. Arsha, rama yang di beri hukuman lari keliling lapangan, Dan Miska, Farhan hormat ke bendera. Hening empat pasangan musuh itu tidak ada yang berbicara, atau menghembuskan nafas. Eh eh mati dong haha. Entah tidak ada yang ingin di bicarakan atau memang kedua pasang itu gengsi untuk berbicara yang terpenting bagi mereka adalah bisa menyelesaikan hukuman ini agar mereka bisa masuk ke kelas nya.

"Cape.. banget gue.." gumam arsha, menghentikan aktivitas berlarinya, dan selonjoran di tengah lapangan. Rama tidak menyadari hal itu sampai ia berkeliling lapangan dan menemukan arsha yang tengah bersantai di tengah lapangan

Rama pun menghampirinya dengan raut wajah kesal "seenak jidat lo banget, santai santai hukumannya belum selesai woyy" ucap rama sambil berkacak pinggang

Arsha malah mencebik lucu ucapan rama kepadanya. setiap tindakan yang dirinya lakukan pasti saja di permasalahkan oleh rama

"Ngapain lo? Ngejek gue?" Sinis rama dengan mengangkat alis nya ke atas

"Hufttt.... Kalo Lo mau lari,lari aja si kenapa malah ngajak ngajak gue? Ribet banget lo" Arsha berkata dengan posisi yang belum berubah masih selonjoran, dan berkata pun tanpa menoleh ke arah Rama

"Yang salah itu gue sama Lo, yang di kasih hukuman juga gue sama lo, teruss kalo lo gak ngejalani hukumannya gue pasti bakal kena imbasnya jadii dari pada entar gue di kasih hukuman lagi mending sekarang lo cepet selesain hukumannya, dengan begitu kita bisa sama sama pergi ke kelas tanpa nunggu bell istirahat, so?"

Arsha menguap merasa di dongengkan oleh Rama dengan ucapan nya yang panjang kali lebar

"Cepetan" ucap Rama yang masih melihat arsha selonjoran santuy

Arsha mendengus pasrah "iya! Bawel Lo"
Arsha pun bangkit dari selonjoran nya dan langsung mulai lari, putaran pertama di lakukan oleh arsha dengan lesu, dan saat akan memasuki putaran ke dua arsha refleks berhenti saat menemukan rama yang terdiam mengawasi dirinya lari, arsha pun menghampiri rama dan langsung menyemprotnya dengan pertanyaan sinis darinya

"Eh rese.. lo Napa gak lari?.. Hah" ucap arsha sambil mengatur nafas nya

Rama berusaha menjawab pertanyaan arsha dengn santai  "Tadi kan gue udah lari panas panas, sendiri lagi sedangkan lo santai santai kaya di pantai, dan sekarang giliran gue dong yang istirahat dan santai santai lagian juga gue udah selesai kali ngejalanin hukumannya"

Hening..

"Ya, sekarang lo boleh mulai" ucap Rama sambil tersenyum meledek

*Kringgg..

Arsha mengurungkan niatnya untuk berlari saat bell istirahat berbunyi, saat ini dirinya memang sedang beruntung bell berbunyi di waktu yang tepat, dan arsha tidak perlu capek capek untuk menuruti suruhan rama

  "Yahh bell, belum juga lari" ucap arsha berniat mengejek rama

"Tapi gak papa deh gue lari aja kali ya"

Saat arsha akan berlari, rama mencekal tangan arsha

Degg!..deg!..

Terjadi lagi detakan jantung arsha terulang lagi sama persis seperti waktu di bioskop hari itu, mengapa setiap rama menyentuh dirinya jadi tidak karuan, mulai dari jantung berdebar tidak normal, dan tangan bergetar seperti habis kesetrum listrik

  "Pegang pegang, modus kan Lo" ucap arsha sambil menarik kasar tangannya, arsha berharap prilakunya tadi dapat menutupi kesalah tingkahan nya

Rama memutar bola matanya, dirinya sama sekali tidak berminat untuk memodusi arsha bahkan menatapnya saja sudah membuatnya ingin muntah

Puitis and si otak Rumus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang