[Chapter 2] Pretty Eyes

451 66 85
                                    

hai hai
sebelum membaca pastikan suda memfollow akun wattpad aku yaa
jangan lupa juga klik bintangnya makaciiii

VOTE JUSEYOOO
⭐⭐⭐

happy reading
>ᴗ<

────༻୨♡୧༺────

"Guys! untuk tugas bahasa inggris itu kelompoknya udah gue list dan share di grup kelas yaa, kalian cek aja dan untuk deadline tugasnya itu sampai Minggu depan, okee?" jelas seorang siswi yang berdiri di depan papan tulis. Sabrina namanya, kebetulan dia ketua kelas sekaligus sebagai penanggung jawab di mata pelajaran itu.

Semua anak kelas kembali pada kegiatannya masing-masing setelah selesai mendengarkan informasi yang di berikan Sabrina. Suasana kelas saat ini sangat berisik, dikarenakan guru yang mengajar tidak bisa hadir, alhasil tiga jam pelajarannya kosong, guru itu pun tidak memberikan amanat tugas membuat penghuni kelas XI MIPA 3 menjadi semakin bebas.

Sejujurnya, Karamel tidak begitu menyukai tempat yang berisik, gadis itu pun memisahkan diri dengan duduk di kursi paling belakang tetapi masih di barisannya. Karamel membawa novel dan juga tumbler minumannya yang berisi capucino coffe. Perlu kalian tahu, bahwa Karamel itu sangat menyukai kopi, baginya tiada hari tanpa meminum kopi dan caramel macchiato adalah favoritnya.

Gadis itu mendudukkan dirinya di kursi belakang, suasananya tidak seberisik saat dia duduk di depan sana. Karamel pun mulai membuka halaman novel yang sudah ditandai dengan penanda buku dan berniat untuk melanjutkan bacaannya.

Terhitung lima belas menit Karamel hanyut dalam cerita novel tersebut, dia pun memberi jeda untuk meneguk kopinya sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas, situasinya masih sama. Ada yang menghabiskan waktu jamkosnya untuk tidur di kelas, ada yang asik bergosip, mabar game online, dan ada juga yang bersenda gurau sampai suara tawanya itu terdengar cukup keras di telinga Karamel.

Netranya berhenti di satu titik, tepatnya di pojok kelas yang bersebrangan dengannya. Bisa kalian tebak apa yang Karamel lihat? Ya betul, Karamel melihat laki-laki itu lagi, dan mulai memperhatikannya. Kini posisi mereka sama-sama berada di kursi paling belakang yang berjarak di antara dua barisan saja. Karamel bisa melihat lebih jelas laki-laki itu karena kursi di kedua barisan itu kosong, entah kemana perginya orang-orang yang mendudukki kursi itu, ditambah hari ini Karamel mengenakan kacamatanya.

Karamel baru sadar bahwa hanya mereka berdua yang memisahkan diri duduk di kursi paling belakang sedangkan yang lainnya masing-masing sibuk di depan sana.

Gadis itu merasa terhipnotis dalam pikirannya saat menatap laki-laki itu, suara tawa dan bisingnya kelas terdengar menggema di telinganya. Kini fokusnya hanya pada laki-laki di sebrangnya yang tengah menundukkan kepalanya mencatat materi tanpa ada rasa bosan.

Di balik lensa kacamatanya Karamel bisa melihat dengan jelas wajah laki-laki itu dari samping. Alisnya yang tebal, dengan hidung yang cukup mancung dan bibirnya yang tipis. Sungguh hampir sempurna Tuhan menciptakannya. Karamel bisa mendeskripsikan satu kata untuknya, tampan. Eh? sebentar, sepertinya Karamel sudah gila.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Last Season Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang