Chapter 14 - Menguping

27 3 0
                                    

Aku mendekatkan telingaku pada pintu kelas yang tertutup rapat. Aku tidak sedang menguping, aku tadinya hanya tidak sengaja mendengar percakapan mereka yang mengikutsertakan namaku. Karena aku penasaran aku mendekatkan telingaku ke pintu agar dapat mendengar percakapan mereka dengan lebih jelas. Apakah itu termasuk menguping?

Sungguh, aku tidak bermaksud untuk benar-benar menguping percakapan mereka, aku cuma penasaran kenapa mereka menyebut-nyebut namaku. Aku baru saja kembali dari ruang guru dan mendengar mereka menyebut namaku. Apakah mereka sekarang sedang menggibahi aku?

Aku rasa mereka memang sedang menggibahiku sekarang, jika tidak kenapa mereka sampai menutup pintu rapat-rapat. Pasti mereka tidak ingin ada yang dengar, tanpa tau mereka aku sudah kembali dan sekarang menguping di depan pintu.

"Gimana? Jadi bicara sama Rika, nggak?" Aku mendengar suara Dara menyebutkan namaku.

"Kasihan Rika kalau terus-terusan diginiin."

Aku kenapa? Apa yang ingin mereka bicarakan denganku? Aku semakin penasaran dengan percakapan mereka. Aku lebih mendekatkan lagi telingaku ke pintu, mungkin bukan dekat lagi tapi sudah menempel.

"Tapi kan kita juga nggak boleh ikut campur urusan dia." Sebenarnya ada apa sih dengan mereka? Apa yang mereka sembunyikan dariku?

Aku sedang fokus mendengar percakapan mereka, tapi tiba-tiba ada suara langkah kaki mendekat. Gawat kalau aku sampai ketahuan lagi nguping.

Aku buru-buru menjauhkan telingaku dan berjongkok, pura-pura membetulkan tali sepatuku. Ah, sial! Aku lupa kalau hari ini aku sedang memakai sepatu pantofel. Terpaksa aku berpura-pura mengelap sepatuku dengan tangan.

Dia hanya melewatiku tanpa menengok sedikit pun padaku. Aku mengembuskan napas lega dan berharap dia tidak melihatku sedang menguping tadi. Aku buru-buru berdiri dan ingin menguping lagi. Tapi suara keras dari dalam mengejutkanku.

"Ha?! Sara?" suara keras dari dalam membuatku terkejut.

Tunggu, apa katanya? Sara? Ada apa dengan Sara? Atau jangan-jangan mereka menggibahkan Sara juga?

"Jangan keras-keras! Nanti ada yang denger, kalau sampai Rika tau bisa berabe."

Namaku disebut lagi setelah nama Sara disebut tadi. Ada apa dengan kami berdua? Adakah sesuatu yang terjadi? Aku semakin penasaran dengan ini. Tapi kurasa cukup sampai di sini kegiatan mengupingku.

Aku menyudahi aksi mengupingku lalu aku mengetuk pintu dan membukanya. Mereka semua mengarahkan pandangannya ke arahku dengan wajah yang terkejut.

Aku tersenyum, bersikap santai seolah tidak mendengar percakapan mereka tadi. Aku menatap bingung mereka semua.

"Kenapa kalian terlihat terkejut begitu?" tanyaku pura-pura heran tentunya.

"E-enggak kok. Kok cepet banget sih baliknya?"

"Lho, kan emang cuma ngumpulin tugas doang. Kenapa sih, kok kalian aneh gitu?"

"Aneh gimana? Kita biasa-biasa aja kok," ujar Megan sambil tertawa canggung. Mataku memicing tidak percaya.

"Eh, eh, ke kantin yuk. Laper nih," ajak Icha ingin mengalihkan pembicaraan.

"Eh, iya. Yuk!" Megan dan Dara mengiyakan ajakan Icha. Astaga! Mereka pasti bersekongkol untuk membuatku tidak penasaran lagi dengan sikap aneh mereka.

Aku menghela napasku dan tersenyum ke mereka. "Yuk!"

Mereka tersenyum lega lalu menghampiriku dan mengapit kedua tanganku, aku diposisikan tepat di tengah-tengah mereka. Apa aku harus berpura-pura tidak mengetahui apa yang terjadi? Dan melupakan percakapan mereka tadi?

Hopeless [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang