Chapter 15 - Dekat dengan Orang Lain

13 3 0
                                    

Aku duduk di depannya dengan tatapan yang tak lepas darinya, menunggu dia membuka suara terlebih dahulu. Aku masih berpura-pura tidak tau maksudnya membawaku ke sini, padahal sebenarnya aku tau kenapa dia membawaku ke sini. Pasti dia ingin berbicara tentang hal yang berkaitan dengan aku dan Sara kemarin.



Dia membawaku ke perpustakaan, katanya tempatnya sepi jadi tidak akan ada yang mendengar. Aku tidak tau seberapa pentingnya hal itu sampai tidak boleh ada yang mendengar. Mungkin memang diperuntukkan hanya kepadaku saja.



Supaya tidak dimarahi penjaga perpustakaannya, Megan memilih tempat paling pojok perpustakaan. Aku tidak peduli dengan di mana tempatnya yang penting rasa penasaranku bisa cepat terobati.



Tapi sampai sekarang Megan belum juga membuka mulutnya. Ah, lelah aku menunggunya, jika tau seperti ini aku ke kantin dulu tadi. Mana perutku lapar sekali, cacing-cacing peliharaanku ini butuh makan siang.



Apa harus aku yang mengawali pembicaraan di antara kami? Tapi yang ingin memberitahuku sesuatu kan Megan, seharusnya dia yang mengawali pembicaraan. Bukannya malah menatapku gelisah. Apakah dia ragu memberitahuku?



"Eum ... sebenarnya aku nggak mau ikut campur urusan kamu sih." Akhirnya dia membuka suara juga, aku lega sekarang.



"Iya, apa-apa?" tanyaku penasaran.



"Kamu jangan marah sama aku ya."



"Iya, iya, ada apa?"



"Rik ... kamu tau nggak kalau akhir-akhir ini Kak Petra lagi deket sama seseorang?"



Deg.

Aku tertawa pelan sebelum berkata, "Ngaco kamu, ah."



"Serius aku pernah lihat mereka barengan."



"Cuma barengan kan, kali aja si ... siapa nama cewek itu?"



"Sara."



Sara? Jadi yang kemarin itu mereka menggibahkan Sara dan Kak Petra yang sedang dekat. Aku sungguh tidak menyangkanya, apa ini benar? Aku tidak percaya, Kak Petra kemarin masih biasa-biasa aja ke aku, dia masih sweet seperti biasanya, mana mungkin dia lagi dekat dengan Sara.



"Kali aja si Sara cuma ada kepentingan sama Kak Petra makanya barengan," asumsiku. Tapi Megan sepertinya tidak percaya.



"Masa sih gandengan tangan segala kalau cuma ada kepentingan." Megan tetap pada pendiriannya.



"Ya udah kita positif thinking aja, Kak Petra kan pacar aku, aku harus percaya dong sama dia."



Aku yakin Kak Petra bukan orang yang seperti itu. Masa sih orang yang baik, perhatian, ramah, sholeh seperti Kak Petra bisa selingkuh? Pokoknya aku percaya sama Kak Petra, dia nggak mungkin selingkuh.



"Terserah kamu deh, Rik, yang penting aku udah bilang sama kamu, entah kamu percaya apa enggak."



"Jawabannya enggak. Udah, ah, yuk ke kantin aja bentar lagi waktu istirahatnya habis." Aku menggandengnya pergi menuju kantin. Mending isi perut daripada pusing-pusing memikirkan hal yang belum tentu.



Sepertinya aku harus makan roti aja deh soalnya jam istirahat juga hampir habis dan kalau mau makan nasi nanti pasti buru-buru, mending beli roti terus dimakan itu simple banget. Kalau minum, mungkin susu kotak rasa strawberry yang pernah dibelikan Kak Petra untukku. Mengingatnya saja membuatku tersenyum-senyum sendiri. Aku yakin pasti susu kotak itu bisa memperbaiki mood-ku yang rusak gara-gara omongan Megan tadi.



Saat aku dan Megan berjalan menuju kios, kami melihat Kak Petra yang juga ada di sana sedang membeli sesuatu. Ah, aku tau, itu kan susu kotak rasa strawberry yang pernah diberikan kepadaku. Apakah dia juga akan memberikannya kepadaku lagi?

Hopeless [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang