10. Bebek

8 4 0
                                    

Haii kalean! aim bek with another part hehehe. Semoga sukak sama cerita nya ya! kasi tau kalo ada typo, makasih☺

Happy reading:)


Lyra kembali menangis dan melepaskan tangan Bara dari pipi nya,"Mestinya l-lo sadar k-kalo banjingan itu a-adalah elo!"

Lyra mengusap air mata nya,"Ayo kak kita pergi aja dari sini" menarik tangan Gama menjauh dari situ.

Bara terdiam mendengar ucapan yang keluar dari mulut Lyra tadi. Apa salah nya? Apa salah kalau ia ingin memastikan bahwa Lyra baik-baik saja?

BRUKK

***

Lyra membuka mata nya tapi yang ia lihat hanyalah ruangan berwarna putih dan penuh dengan bau obat-obatan. Gue ada dimana sih? Batin Lyra. Lyra bangun dari tidur nya dan menoleh dari samping dan mendapati Bara yang tertidur saat menemani Lyra di uks saat pingsan tadi.

Kenapa sih lo tetep mau sama gue? padahal kan gue udah jahat sama lo. Ucap Lyra berbisik sambil mengelus rambut Bara lembut.

Bara mendadak terbangun dan Lyra segera menjauhkan tangan nya dari kepala Bara dan menoleh ke arah lain.

"Lo udah gapapa? tadi lo tiba-tiba pingsan jadi gue bawa ke sini."

Lyra hanya diam menatap Bara.

"Maaf. Maaf udah bikin lo jadi kayak gini. Gue janji gue akan ngelindungin lo dan ini semua ga akan terulang lagi." ucap Bara merasa bersalah.

"Gue ga butuh maaf lo. Gue cuman minta lo untuk menjauh dari gue." jawab Lyra ketus sambil meninggalkan ruangan. Bara segera menyusul dan menarik tangan Lyra. Belum sempat mengeluarkan suara, "Mau kemana lo? gue udah izin tadi sama kepsek buat bawa lo pulang, setelah sadar."

Lyra menarik tangan nya kasar, "Gak perlu. Gue bisa pulang sendiri."

"Kepala lo gausah kayak batu akik,keras. Ikut gue pulang sekarang." Bara mengandeng tangan Lyra menuju parkiran.

Hening alias tidak ada suara antara mereka berdua saat perjalanan pulang ke rumah Lyra. Saat Lyra sadar bahwa Bara membawa nya ke arah lain ia langsung berteriak.

"HEH LO MAU BAWA GUE KEMANA!? RUMAH GUE KE KANAN BUKAN KE KIRI!" sambil memukul-mukul pundak Bara.

"Aduh brisik amad lo donal bebeb eh bebek."

"Ish bacot bet njirrr buruan puter balik! Gue mau pulang."

"Gue laper, kita mampir dulu ke tukang bubur langganan. Gue tau lo juga pasti laper."

Eh anjir si kutil anak siapa si? kayak cenayang bjirr tau ae gue laper WHAHAHA. Batin Lyra sambil senyum-senyum sendiri.

"Bang bubur ayam dua ya! yang satu jangan dipakein daun bawang."

"SYIYAPP."

Sambil menunggu, mereka duduk di kursi dekat pohon yang rindang. Lyra ingin melepaskan jaket yang diberikan Bara tadi. Tapi Bara menahan tangan nya, "Jangan di lepas, baju lo belom kering-kering banget. Lo mau kasi liat warna beha lo ke orang-orang?"

Muka Lyra memerah dan langsung reflek merapatkan jaket ke tubuhnya. Bara terkekeh melihat tingkah Lyra yang menurutnya begitu menggemaskan.

"Silakan bubur nya." ucap bang Muthu pedagang bubur.

"Makasih." jawab mereka.

Bara segera mengaduk bubur dan menyantap nya. Begitu pun dengan Lyra tapi Lyra tidak mengaduk bubur nya.

My Bacod BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang