10

923 79 28
                                    

Mereka memasuki rumah besar berpagar tinggi itu. Ten menatap rumah itu dan mengaguminya, bangunannya serupa bangunan kolonial belanda yang terawat dan mewah. Dan tamannya, taman depan yang menghampar luas itu sangat indah dan terawat. Ten melirik Johnny, kalau memang Johnny yang bertanggung jawab merawat taman ini, dia pasti merawatnya dengan sepenuh hati karena tamannya benar-benar luar biasa indahnya.

"Ayo." Johnny setengah mendahuluinya masuk ke rumah itu. Ten mengikuti dengan pelan di belakangnya, waspada. Benaknya berkecamuk. Seperti apakah perempuan bernama Yeri itu? Apa reaksinya ketika melihat Ten? Apakah dia akan marah dan melukai Ten? Ataukah dia akan sedih dan menangis seperti reaksi Ten pertama kali ketika mengetahui keberadaan Yeri? Apakah Yeri sudah mengetahui tentang Ten sejak lama? Atau dia sama seperti Ten? Tidak mengetahui keberadaan satu sama lain?

Ten terlalu sibuk dengan pikirannya sehingga tidak menyadari betapa nyamannya Johnny bergerak di rumah itu, seolah-olah lelaki itu sudah biasa menaiki tangga dan melangkah ke ujung lorong, menuju sebuah kamar yang pintunya setengah terbuka.

Harusnya Ten merasa ragu karena bukankah Johnny hanya ditugaskan mengurus taman di rumah ini? Kenapa dia sepertinya dengan mudahnya memasuki isi rumah, bahkan sampai menaiki tangga menuju area pribadi pemiliknya?

Johnny membuka pintu dan senyumnya tampak aneh ketika menatap Ten, dia mempersilahkan Ten memasuki kamar itu,

"Silahkan Ten, temuilah Yeri."

Apakah Yeri sudah menunggunya? Dia mengernyit menatap Johnny, tetapi lelaki itu memasang ekspresi tidak terbaca.

Ten melangkah masuk dan tertegun.

***

Taeyong menginjak gasnya kuat-kuat, mengumpat-umpat ketika kemacetan menghalanginya, dengan panik dia memutar balik, mencari jalan lain lewat jalur-jalur alternatif, dia harus bisa segera mencapai rumah pinggiran kotanya sebelum terlambat. Sebelum Ten terluka!

Taeyong melakukan penyelidikan singkat tadi mengenai Johnny. Dan penyelidiknya mengatakan bahwa Johnny dulu sangat akrab dengan Yeri sebelum kejadian percobaan bunuh diri itu.

Bahkan penyelidiknya mempunyai dugaan kuat, bahwa Johnny adalah ayah dari bayi yang sempat dikandung oleh Yeri! Selama ini dia telah salah duga tentang lelaki yang menghamili Yeri!

***

Perempuan itu duduk di sebuah kursi roda di sudut, tatapannya tampak kosong. Tetapi selain itu dia luar biasa cantiknya. Rambutnya panjang terurai dan kulitnya putih bening, dia tampak seperti seorang peri yang muncul dari negeeri khayalan, begitu halus dan rapuh...

Ten memang menduga bahwa kekasih Taeyong secantik ini, tetapi dia tidak menduga bahwa Yeri duduk di kursi roda dan.... buta? Menilik dari mata kosongnya, perempuan itu buta. Oh astaga, teganya Taeyong menikahinya, menghamilinya dan mengkhianati perempuan ini?

Johnny berdiri di belakangnya, dan mengunci pintu kamar itu tanpa sepengetahuan Ten. Dia lalu berjalan melewati Ten menuju ke arah Yeri.

Yeri yang menyadari kedatangan Johnny yang mendekatinya langsung tersenyum dan mengulurkan tangannya,

"Johnny," senyumnya lembut. Dan Johnny menyambut uluran tangan itu, lalu mengecup jemari yang rapuh itu dengan penuh sayang,

Sementara itu Ten mengamati kejadian di depannya itu dengan terkejut. Dia memandang Yeri dan Johnny berganti ganti dengan pertanyaan berkecamuk di dadanya. Johnny mengenal Yeri? Dan kenapa bahasa tubuh mereka berdua selayaknya sepasang kekasih?

"Aku datang membawa dia untukmu, sayangku...seperti janjiku kepadamu." Johnny menatap Ten dengan kejam, "Dia ada di depanmu, perempuan yang membunuh anak kita, yang membunuh cahaya indah di matamu..."

Pembunuh Cahaya (Taeten ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang