.
.
.Semalam tidur nyenyak setelah mimpi buruk, dalam balutan selimut, ponsel kini dimatikan mode pesawat dan segera saja banyak pesan juga panggilan dari Sou masuk. Semua dari waktu yang hampir sama, beberapa menit setelah Sou mengatakan kalau permohonannya soal Mafu yang kuliah dirumah diterima.
Mafu membaca satu persatu pesan, ternyata semalam Sou datang ke apartemen Mafu namun tak ada jawaban, berarti tak ada orang. Khawatir terjadi apa-apa atau Mafu dibawa ke rumah sakit atau yang lain, Sou panik semalaman namun sekarang Mafu terkekeh. Ia menunjukkan rentetan pesan itu pada Soraru namun alphanya justru buang muka acuh bukannya ikut tertawa, melanjutkan meminum teh hangat di ruang depan.
Drrtt.. ddrrrttt..
Sou langsung menelpon setelah ada notif pesannya telah terkirim. "Halo?! Mafu?! Kau kemana? Apa ada masalah?"
"Tidak ada, aku.. aku cuma pindah apartenen sementara saat musim dingin ini."
"Ahh, sial. Aku semalam kesana, tau. Kemana kau pindah? Ini, aku mau memberi lembaran yang harus kamu tanda tangani."
"Eh? Kamu tidak bilang harus melakukan itu?"
"Semalam aku berencana langsung menemuimu. Dimana apartemennya? Send alamat biar aku kesana."
Mafu melirik Soraru dan pandangannya tertunduk seketika saat sadar alpha itu tengah menatapnya lebih dulu. "Nanti saja aku kirim alamatnya. Atau kita ketemu di suatu tempat?"
"Kamu sudah sehat? Sudah bisa jalan? Kalau sudah kenapa harus kuliah dirumah?"
"Sebenarnya sudah bisa jalan cuma belum bisa cepat, kalaupun aku ke kampus siapa yang jadi pegangan saat naik turun tangga?" Mafu terkekeh kecil lalu kembali melirik Soraru, kini alpha itu mulai memasang wajah masam.
"Oh kau benar, tangganya sedikit menakutkan. TAPI KAN ADA AKU! Iya, Mafu, berangkatlah! Akan kutemani kemanapun kau pergi!"
Mafu terdiam beberapa saat dan kaget saat ponselnya tiba-tiba diambil Soraru, wajah masamnya bertambah parah saat tau siapa yang menelpon. "Bicara apa saja tadi?"
"Eh? Siapa ini? Soraru?"
"Katakan, kamu bicara apa selama itu."
"Soraru.. berikan.. Sou tak berkata aneh-aneh, cuma soal kuliah."
"Bajingan kau menculik Mafu?! Hei, dia harus kuliah! Kau jangan memaksanya melayani nafsu busukmu!"
"HAH?! SIAPA YANG KAU BILANG NAFSU BUSUK?!"
Disampingnya, Mafu tak lagi merengek. Kini ia malah tertawa mendengar pertengkaran di telepon itu. "Sou memang mulutnya agak kasar."
Kalian pernah bersama tapi tak saling mengenal ya.. Batin Mafu.
Telepon dimatikan dan Mafu mengirim alamat apartemen dan no kamar Soraru meski harus memohon sebelumnya dan membuat Sou berjanji tak akan mengumpat disini.
Pukul sembilan pagi.
Selesai membersihkan ruangan, memasak dan sarapan, shower hangat dinyalakan dan Mafu duduk dibawahnya menikmati guyuran kecil air. Ia sudah berkata bisa mandi sendiri namun Soraru memperlakukannya seperti anak kecil, memberi busa di setiap inci tubuh sambil menggosok pelan di bagian yang tanpa luka. Sudah dua atau tiga hari berlalu namun memar masih belum hilang sepenuhnya.
Di kamar, Mafu kembali menungging dengan jemari Soraru kembali masuk ke lubangnya memberi salep. Awalnya terasa perih namun saat ini mulai memudar, berarti lukanya sudah hampir sembuh. Jauh dari perkiraan doktor sebelumnya, ternyata kondisi tubuh Mafu pulih sangat cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN I BE YOUR SWEET OMEGA? (Complete)
DiversosMemiliki suara manis dan lembut mungkin akan membuat gadis dihormati, namun bagaimana dengan laki-laki? Seorang bayi omega ditemukan di depan panti asuhan, dibesarkan lalu pergi setelah sadar dirinya mendapat banyak penolakan di desa kecil ini. Mem...