Chapter 19: If You Leave Me

7.6K 238 4
                                    

.
.
.

Beberapa hari berlalu

Beberapa minggu, lalu sebulan

Keadaan menjadi semakin baik sekarang namun Sou dan Ryuzaki justru semakin menjauh. Urata tak bisa berbuat apapun karena Sou tak mau mendengar bahkan sekedar nama alpha itu saat disebut.

Ahh, sebenarnya Mafu dan Sou sering berhubungan lewat chat dan telepon, mereka sama-sama ingin pergi keluar namun Soraru seakan menjadi pawang untuk Mafu selalu memasang raut ketus dan omega itu tak berkutik.

"Ah, Sou.. kita bisa keluar kapan-kapan, tak perlu sekarang.." Ujar Mafu lembut berusaha membuat temannya tenang.

"Soraru bajingan galak, aku membencinya." Mafu hanya terkekeh saat mendengar atau membaca pesan umpatan dari Sou, sikapnya tak berubah.

Mafu yang bengkaknya sudah hampir sembuh kini bisa berjalan sendiri tanpa tertatih, ia mendekati Soraru, menarik tangannya namun tubuhnya justru jatuh ke depan, kalah oleh tarikan Soraru. Satu bulan tak melakukan sex meski setiap malam tidur dalam dekapan Soraru, entah apa yang dilakukan alpha itu saat rut, Soraru tak ingkar janji dengan tidur bersama omega lain.

Lalu apa yang ia lakukan saat sedang ingin?
Waktu satu bulan cukup lama untuk menahan hasrat. Mungkin itu salah satu alasan minggu lalu Soraru sering mengurung diri di kamar mandi lebih lama, dengan alasan berendam di bathup?

"Hei, ayo bangun, jangan memelukku!" Mafu berusaha melepaskan diri tapi dekapan justru semakin kuat dan semakin sia-sia ia berjuang.

"Kau sudah menempel di jaring laba-laba." Ujar Soraru bercanda. Ia mendekatkan wajah ingin mencium tapi Mafu segera menutup bibir itu.

"Jangan mencium, kamu belum mandi! Ah, Soraru.."

Kini Mafu mulai putus asa. Ia berhenti melawan dan pasrah membiarkan tubuhnya jatuh diatas Soraru, merasakan punggungnya digelitik jemari. "Jangan menggoda."

"Sekarang kamu galak ya."

"Soraru.."

"Baiklah, aku mandi." Ia bangkit tapi tangannya tetap memeluk Mafu, menggendongnya seperti katak hingga ke depan kamar mandi.

"Kamu mau apa?"

"Buatkan sarapan.." Rengek Soraru manja. Ia menurunkan Mafu di depan kulkas, memberinya spageti instan, potongan daging dan saus lalu memberi instruksi.

"Jangan mengejek, aku tau cara membuat spagetti."

"Yang benar?"

"Emm.. tapi aku ingin macaroni keju.." Kini mata Mafu membulat menatap Soraru, memohon dan siapapun tak akan tahan melihat ekspresi semanis ini.

"Baiklah, semua ada di lemari. Ambil sendiri oke?" Soraru tersenyum, ia mendekat ingin kembali mencium namun Mafu kembali mundur beberapa langkah.

"Sudah, mandi sanaa."

Mafu terdiam sesaat di dapur serba coklat ini. Mendengar suara shower dari kamar mandi, artinya Soraru sudah membersihkan diri. Ia menatap spageti instan di meja, mendekat lalu melihat sekeliling. Dapur yang besarnya hampir dua kali ruang depan apartemennya membuat Mafu ragu bergerak.

Tentu saja ruangan ini asing, ia baru sebulan disini. Meski dulu saat menjadi Asuka-Mafu saat menyamar jadi cewe di depan Soraru-, ia tak masuk terlalu jauh, hanya duduk di ruang depan.

Dapur ini juga bukan miliknya.

"Ahh, kenapa aku gugup.." Gumam Mafu. Tangannya memegangi alat masak, mengisi air setengah lalu membiarkannya hingga matang sebelum mulai memasukkan macaroni dua porsi.

CAN I BE YOUR SWEET OMEGA? (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang