Chapter 22: A Bite of Love

1.1K 77 4
                                    

.
.

Seminggu berlalu

Dan benar saja Ryuzaki sama sekali tak mencoba menghubungi atau datang menemui Sou, bahkan saat di kampus dan berpapasan, tak ada satupun dari mereka berusaha interaksi meski hanya mencuri pandang. Sou yang selalu dikelilingi teman-teman dengan vibes positif dan Ryuzaki juga demikian namun berbeda pada pemikiran, keduanya telah memiliki dunia sendiri dan tak bisa saling mengganggu. Sebuah tembok transparan tak dapat ditembus sudah terpasang dikeduanya.

Urata yang tau hal ini sekarang bisa mendesah lega karena adiknya dan alpha itu tak lagi kucing-kucingan, meski memiliki akhir cukup buruk namun mereka tampak baik-baik saja. Sou memang dalam kondisi baik namun entah yang satunya.

"Aku yakin ia pasti sudah merayu omega lain diluar sana." Ujar Sou santai sambil makan es krim, Soraru yang duduk di samping Mafu lagi-lagi memasang raut malas, sebelah tangannya menopang dagu.

View cafe di pinggir jalan dengan suasana sore hari sekitar jam 4, sinar matahari yang tak terik membuat mereka betah duduk disana berbincang ringan sambil bercanda. Tentu itu hanya berlaku bagi Sou dan Mafu.

"Ayo kembali.." Rengek Soraru entah keberapa kali.

"Siapa sih yang menyuruhmu ikut, aku cuma mengajak Mafu." Sahut Sou cepat.

"Yah aku tak percaya padamu."

"Kalau begitu diam disana." Sou berdecak sekali lalu tersenyum manis kearah Mafu, memakan es krim hingga habis diselingi candaan lain.

Hingga petang sekitar pukul enam mereka kembali, sungguh hubungan Mafu dengan Sou sepenuhnya kembali normal meski kini Mafu libur satu semester. Besoknya Mafu kembali mengajak Soraru berkunjung ke panti dan alpha ini tak bisa menolak lagi, sudah terlalu banyak alasan yang ia pakai membuat Mafu hafal.

Perut dan tubuhnya kini tak sakit lagi meski darah dan jaringan kadang masih keluar namun itu normal tandanya rahim Mafu mulai bersih. Soraru yang mengetahui ini sangat sangat senang hingga tak ada lagi kata yang mampu mendeskripsi, ia memeluk omeganya erat-erat lalu mencium kening halus itu penuh kasih. Berusaha yang tebaik dan rela melakukan apapun agar ibu Soraru menerima, Mafu perlahan mulai terbiasa dengan ucapan sarkas itu, hatinya siap dikeraskan kapanpun saat mendengarnya.

"Apa ada yang ketinggalan?" Tanya Soraru sekali lagi sambil memasukkan koper dalam bagasi, bersiap menuju panti.

"Umm.. kita harus membawa sesuatu."

"Mau alkohol dari bar Amatsuki?" Canda Soraru yang kemudian mendapat pukulan ringan dari Mafu. Tentu tidak, supermarket yang Urata jaga siang ini menjadi tujuan.

Pintu supermarket terbuka dan senyuman standar seorang kasir berubah menjadi lebih lebar saat tau siapa yang datang, "Ah, kalian. Butuh sesuatu? Biar kuambilkan." Sapa Urata hangat.

"Emm.. itu-"

"Seperti biasa." Sahut Soraru cepat memotong kalimat Mafu. Urata menggerakkan jari membentuk simbol 'oke' lalu berjalan ke gudang, terdengar kesibukan disana sebelum beberapa kardus dikeluarkan.

"Apa ini cukup? Lihat dulu isinya."

Soraru mendekat lalu berjongkok membuka satu persatu kardus mengecek isi dan semua lengkap, Mafu dibuat kagum seberapa sering Soraru belanja disini hingga Urata si kasir hafal apa saja yang dibelinya?

"Kau akan kesana hari ini?" Tanya Urata sambil memberi cek harga.

"Iya, kali ini Mafu ikut."

"Hmmm..." Senyuman Urata melebar, ia mendekat kearah Mafu dan Soraru, menatap mereka bergantian sebelum menyentuh pundak omega itu dan berkata, "Kalian akan lamaran??"

CAN I BE YOUR SWEET OMEGA? (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang