Dentunan musik nyaring di dalam ruangan luas itu berhasil membendung tangis seorang wanita yang nampak terseduh-seduh. Sementara itu, ada wanita lain yang juga ikut menemaninya dalam keadaan prihatin seperti sekarang. Wanita disebelahnya hanya bisa menghelahkan nafas berkali-kali seraya menatap sang sahabat yang tengah menangis seseguhan.
"Untuk apa kau bersedih seperti ini Soeun?" Nada suara sang sahabat terdengar khawatir.
Kim So Eun, wanita itu tidak menimpali pertanyaan sang sahabat dan malah kembali menangis. Mengangkat kepalanya yang terbaring diatas meja bar, dan menoleh kearah pria diseberang.
"Hey kau! Cepat berikan aku sebotol wine lagi!" Teriaknya frustasi pada waister.
"Soeun cukup! Kau sudah sangat mabuk"
"Tidak Mi Rae, aku harus minum"
Sahabatnya, Mi Rae langsung saja menarik pergelangan Soeun untuk tidak menuangkan isi dari botol beralkohol itu yang sudah tersedia didepannya. "Kita harus pulang, sudah cukup menangisnya!"
Soeun menghempas tangan Mi Rae membuat wanita itu meringis pelan "Kau tidak mengerti! D-dia telah meninggalkanku Mi Rae," Tangisnya masih belum redah. Jika saja mereka berada ditempat sepi, Mi Rae yakin sekali bahwa tangis Soeun itu terdengar sangat nyaring.
"Berani sekali dia memutuskanku demi wanita lain!" Soeun mengusap air matanya kasar "Memangnya kurang apa aku ini eoh?! Aku tampil cantik juga untuknya, t-tapi kenapa dia pergi Mi Rae?!"
"Soeun!" Mi Rae meremat kedua bahu sahabatnya yang langsung membuatnya terdiam "Berhenti memikirkannya, bukankah dia sudah menyakitimu? Untuk apa lagi kau—"
"Tapi aku sangat mencintai Namjoon!"
"Dengarkan aku baik-baik..." Mi Rae mengambil gelas kosong yang berada di tangan Soeun "Cobalah untuk melupakannya, kau masih bisa melanjutkan hidupmu. Namjoon bukanlah pria satu-satunya disini kau mengerti?"
"T-tapi..."
"Tidak ada tapi-tapi"
"Namjoon berjanji menikahiku"
Mi Rae menggeleng. Kenapa sahabatnya ini tak mengerti "Namjoon sudah mengambil segalanya darimu dan pergi begitu saja. Dia memanfaatkanmu, dia bukan pria baik untukmu"
Soeun terdiam cukup lama. Bibirnya mengerucut masih dengan isak tangisnya yang perlahan-lahan memudar lalu beberapa menit kemudian, dia mengangguk lemas membuat Mi Rae tersenyum lega.
"Sekarang berbahagialah"
Mi Rae kembali mendapat anggukan dari Soeun. Sang sahabat kini nampak merapikan rambut panjang Soeun seraya menghapus sisa-sisa air mata yang tergenang diwajah sembabnya. Sementara kini Soeun memusatkan antensinya pada banyak orang yang sedang bergoyang riah diiringi musik nyaring.
"Mau berdansa?" Moodnya tiba-tiba berubah.
"Tidak-tidak, kita pulang sekara—YAK!"
Belum sempat Mi Rae menuntaskan ucapannya, Soeun sudah lebih dulu beranjak dari kursinya dan berlari menuju kekerumunan orang-orang yang sedang menikmati musik didepan sana.
Mi Rae berdecak dan bergegas menghampiri sang sahabat yang bisa saja melewati batasan karena ia sedang mabuk berat.
Soeun berlari ketengah kerumunan bahkan mendorong orang-orang yang menghalanginya hingga membuat orang-orang itu sedikit menepi menyisahkan Soeun yang berada ditengah-tengah mereka.
Mi Rae membulatkan mata "Astaga apa dia sudah gila?"
Soeun mulai menggerakkan tubuh rampingnya mengikuti dentunan musik. Melompat kecil, kedua tangannya ia angkat diudara seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia begitu menikmati dan bersemangat hingga orang-orang yang berada di lantai itu bersorak. Bahkan sebagian sudah memasang ponsel mereka untuk merekam beberapa aksi yang dikeluarkan Soeun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Maniac!
RomanceBerada di sekitaran orang-orang menyebalkan itu sulit, demi apapun!