Saya lupa ada janji update minggu ini. Jadi saya update work ini dulu ya karena work yang lain belum saya revisi🙏🏼
.
.
.
Hari apa yang lebih membahagiakan selain hari ini? Astaga mungkin Soeun sudah dipandang aneh oleh orang-orang di sepanjang dia berjalan menuju toko bunga milik sahabatnya. Hari ini adalah hari Sabtu, dia libur bekerja sampai besok dan semalam... entahlah, Soeun pun bingung ingin menganggap yang semalam itu apa. Apakah benar hanya rencana makan malam biasa? Atau makan malam untuk memulai pertemanan? Ataukah sebuah rencana dadakan untuk kencan pertamanya?
Ah masa bodoh, dia bahagia sekali karena mengingat segala perlakuan manis Jimin kepadanya semalam. Pemuda bersurai biru gelap itu bahkan sempat membuatnya stres karena tidak bisa tidur dengan tenang tanpa membayangkan wajah tampannya. Soeun sontak berhenti berjalan, seketika teringat akan sosok Jungkook yang seolah-olah mengusir jauh pemikirannya akan Jimin di dalam kepalanya. Dia mulai berkelana membayangkan andai jika sifat dan sikap dewasa Jimin berpindah pada Jungkook, akan menjadi apa nantinya dia di kantor? Akan seperti apa perlakuannya di kantor? Oh astaga, kenapa Jungkook harus terlahir menjadi binal kekanakan begitu huh? Jadi pemimpin pula? Benar-benar sinting.
Soeun memutar bola matanya malas, lagi pula untuk apa dipikirkan lagi? Setidaknya dia bersyukur dihari sabtu dan minggu ini dia tidak akan bertemu dengan pemuda Jeon itu. Terlebih Taehyung, dan jangan lupakan si brengsek Namjoon. Setidaknya dia bisa bernafas lega karena selama dua hari dia tidak akan bertemu dengan ketiganya.
Soeun membuka pintu kaca bercorak ukiran pohon itu dan langsung mendapati sang sahabat yang tengah sibuk memotong-motong tangkai bunga segar dan memasukannya ke dalam vas tinggi berukuran besar.
"Kau baru datang siang begini, aish!"
Soeun terkekeh, pasti sahabatnya itu sudah sangat kesal menunggunya sedari pagi, "Maaf, kelupaan tadi. Sini biar aku bantu!"
Mi Rae tersenyum kilat. Merapikan syal dilehernya lalu berputar kebelakang Soeun dan menyuruh wanita itu untuk melepas mantelnya. Di toko miliknya itu sudah dia setel penghangat ruangan agar tetap hangat, jadi jangan khawatir dengan udara dingin diluaran sana. Mengingat desember sebentar lagi, keadaan diluar sudah mulai menurunkan suhu udara dengan sendirinya. Dan biasanya situasi-situasi seperti inilah jarang terlihat para pekerja yang menganggur di rumah sambil menikmati cokelat panas. Ketahuilah para pekerja itu tidak akan mendapat libur sebelum hari natal. Apa lagi bagi perbisnisan kantoran, mereka akan luar biasa sibuk untuk menyambut natal nantinya.
Soeun meminta intruksi Mi Rae untuk bertanya di bagian apa saja yang akan dia potong pada tangkai bunga. Mereka saling membantu dan Soeun merasa puas sebab hari itu juga dia sudah banyak mengerti akan apa artian nama, warna, dan aroma bunga-bungaan. Untunglah Soeun tidak memiliki alergi terhadap bunga, jadi dia bisa dengan senang hati menikmati berbagai macam anekah aroma bunga yang menjadi koleksi sahabatnya itu.
Pelanggan berdatangan, para karyawan Mi Rae yang lain juga disibukkan untuk melayani para pengunjung. Toko bunga hasil jerih payah Mi Rae cukup besar, bahkan toko itu memiliki dua lantai. Mi Rae juga membuka kelas secara kecil-kecilan untuk siapapun yang ingin belajar merangkai bunga dalam bentuk apapun.
Terkadang mereka juga akan membuat kue cokelat dan menjualnya dengan harga tinggi sesuai kualitas. Untuk acara cokelat itu hanya mereka lakukan setiap hari ibu, valentine, dan natal. Orang-orang akan banyak mencari cokelat dengan kualitas baik dihari-hari itu. Memasak memang keahlian Soeun, maka dia akan dengan senang hati membantu sahabatnya itu untuk berjualan cokelat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Maniac!
RomanceBerada di sekitaran orang-orang menyebalkan itu sulit, demi apapun!