Tidak direvisi.
.
.
.
Soeun sedikit berlari saat berusaha mengimbangi langkah kaki Jungkook yang begitu panjang pikirnya. Kini mereka menyusuri lorong lumayan lebar yang sepi dimana menuju ke sebuah lift yang langsung membawa mereka menuju basemant. Soeun baru kali ini menyusuri lorong itu.
Soeun merapikan pakaiannya sebentar sambil menunduk, masih melangkah mengejar Jungkook tapi tiba-tiba tubuh tinggi pemuda itu berhenti berakhir dengan Soeun yang melayangkan sekali pekikan kejut juga kesakitan.
Soeun menjauh, mengelus keningnya dengan wajah cemberut lalu mengangkat kepala, "Kenapa kau berh—" Soeun tersentak mendapati wajah Jungkook yang sudah condong kearahnya. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku, tayapannya terkunci menatap Soeun, membuat mata wanita itu berotasi liar melihat sekelilingnya. Soeun mundur beberapa langkah, ia menoleh kesana kemari dengan kaku mencoba meniti keadaan. Well, tak mendapati siapapun dilorong itu selain dirinya dan Jungkook.
"A-apa?"
Jungkook berjalan maju ingin menyudutkan Soeun dengan reflek wanita itu ikut membawa dirinya untuk melangkah mundur.
"Hei," Soeun menunduk memperhatikan langkahnya dan kembali mendonggak, "Kau mau apa, eoh?!" Tidak ada balasan dari Jungkook selain tatapan yang super duper mesum luar biasa.
"Iya aku tahu, aku sudah melukaimu, ingin membalasku kan?!" Tebak Soeun berusaha menahan gejolak panik yang dia alami sekarang, "k-kalau ingin membalasku kau bisa memberiku tugas lebih. A-aku akan mengerja—AAA!" Pekik Soeun pelan, sadar karena hampir saja tersandung dalam langkah mundurnya.
Jungkook nampak enggan untuk menjauh. Hingga tubuh Soeun bereaksi berlebihan saat punggungnya sudah menyentak tembok putih dibelakangnya itu. Soeun juga yakin kalau dia hampir saja menjatuhkan pot bunga raksasa yang menghiasi sudut lorong tepat disebelahnya.
"Kau terlalu dekat!" Soeun menelan ludah, merabah-rabah lehernya liar seraya mengeluh, "Aku sesak, a-aku memiliki penyakit sesak nafas," alibi palsunya berharap bisa terbebas dari pemuda kelinci itu.
Tapi Jungkook tidak menerima alasan itu, ia malah melayangkan tangan kanannya, menjadikan penyangga untuk mengunci Soeun diantara tubuhnya dan tembok dibelakangnya.
"Apa yang ingin kau lakukan, ck!" Soeun mencoba menarik nafas pelan yang jelas-jelas tak sengaja ikut menarik nafas hangat Jungkook dan aroma tubuhnya yang menguarkan wewangian citrus segar, "Jangan macam-macam!" Tidak, tidak! Apa Jungkook menjebaknya dengan iming-iming mengajaknya makan siang padahal nyatanya mereka akan berakhir saling bercumbu ditempat sepi ini?
Dasar penjahat berotak mesum sialan!
Kenapa semuanya tiba-tiba sekali? Jungkook benar-benar pemuda yang berbahaya, begitu banyak kejutan dan hal mengejutkan di dalam dirinya. Sialan! Apa jangan-jangan benar Jungkook akan melakukan itu padanya? Bagaimana ini? Mereka masih berada di kantor, CCTV bertebaran dimana-mana, apa Jungkook ini sudah mulai kehilangan akalnya?
Jungkook menunduk, menatap Soeun yang kini banyak bicara dan tak berani membalas tatapannya. Dia menyeringgai puas, mengarahkan kepalanya semakin dekat lagi hingga berakhir bibirnya ia arahkan kearah telinga Soeun.
"Soeun..."
"Eungh!" Sang empunya nama meremang, bulu-bulu halus pada lengannya menegak. Reflek ia menutup kedua matanya kuat dan berusaha mengontrol degup jantungnya yang mulai berdetak dua kali lebih cepat.
"Kau..."
Sekali lagi Soeun bisa merasakan hembusan nafas Jungkook yang menerpah daun telinganya dengan sengaja. Pemuda mesum ini! Dasar mesum bajingan, sialan, brengsek, keparat, biadab, cabul, kurang ajar, primitif, semena-mena.... eh tunggu... apa masih ada lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Maniac!
RomanceBerada di sekitaran orang-orang menyebalkan itu sulit, demi apapun!