...
Rasa ini akhirnya terungkap
( • • 📝 • • )
"Pak joko pulang aja. Nona mudanya aman kok sama kita?" Ucap Lanisa.
"Iya non, kalau begitu saya pamit ya." Mobil itu berlalu dari hadapan mereka berempat.
"Tuan putri hari ini mau diantar kemana? Mumpung bensin masih full ini." Ujar Lanisa kepada Erisya.
"Kemanapun, sanggup?" Tantang Erisya.
"Gaskan."
Mobil milik Lanisa berjalan mengitari kota itu membawa sang sahabat untuk kembali menikmati udara kota kelahirannya.
"Kita bakalan satu kampus?" Tanya Aisyah.
"Harus dong, rencana aku pulangkan karena mau satu kampus sama kalian. Kecuali Indira." Kata Erisya diikuti sedikit kekehan.
"Gak asik, kok kalian udah pada jadi anak kuliahan aja? Gue? Masih anak sekolah satu SMA."
"Satu SMA apaan? Udah mau tua juga kali lo."
"Ya kan lagunya begitu monyet."
"Iyadeh induk monyet."
"Eyangnya monyet diam deh."
Lanisa terdiam tak berniat membalas ejekan Indira lagi.
"Kalah."
"Yang waras mah diam aja."
"Lo ngatain gue gila?"
"Gue gak ngomong gitu, tapi kalau sadar diri sih. Alhamdulillah."
"Sembarang!"
Lanisa tersenyum licik ketika berhasil membungkam Indira.
"Gais, berhenti di toko kue itu ya. Pengen makan cake."
"Siap laksanakan tuan putri." Lanisa memarkirkan mobilnya di sebuah toko kue. Lalu masuk ke dalam toko tersebut.
"Selamat datang di Mia Bakery. Silahkan dipilih cake nya."
Erisya mengangguk hormat kepada pelayan yang telah menyambut mereka.
"Kalian mau beli apa? Hari ini aku yang bayar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Bersamamu (SELESAI)
Teen Fiction(DI FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA) Ini tentang sepasang -Hamba Allah- yang masing-masing memiliki kisah kelam dalam hidupnya. Patah hati, luka, trauma, kecewa serta kesedihan saling berlomba-lomba mengisi kehidupan mereka. Perjalanan hidup yang penuh...