HB | 23 - Stand Bye Me

182 14 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Tenang saja, Surga masih enggan menerima manusia sepertiku.

( • • 📝 • • )

Suara sirene Ambulance terdengar saling bersautan, terlihat dokter maupun suster berlarian ke sana kemari menarik brankar. Bunyi roda brankar pasien yang di dorong itu pun memenuhi ruangan. Bahkan tak jarang suara tangis terdengar.

Wajah cemas, khawatir serta takut terlihat di sana, doa-doa panjang yang mereka panjatkan tak akan berhenti begitu saja.

Lanisa, Aisyah serta Indira saling berpegangan tangan, memanjatkan doa terbaik mereka juga saling menguatkan dan menyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. Bahkan air mata mereka tidak tertahan lagi ketika menanti dengan harapan besar untuk sang sahabat yang tengah berjuang keras di ruangan yang penuh alat-alat medis tersebut.

Ketika polisi mengatakan bahwa telah terjadi kecelakaan maut antara sebuah truk pengangkut batu dengan mobil Ayla berwarna biru dengan KB 0904 A, dan Erisya lah yang menjadi korban di dalamnya membuat mereka segera mungkin menuju rumah sakit, bahkan Aisyah dan beberapa teman sekolah Erisya lainnya yang awalnya ingin ikut memberikan kejutan lagi untuk wanita itu di buat sangat terkejut dengan kabar buruk yang muncul secara tiba-tiba ini.

Jantung mereka berpacu dengan cepat. Berharap dokter keluar dengan memberikan kabar baik.

Tangis Rumi tak bisa reda sama sekali, remuk hatinya ketika melihat putri sulungnya tengah bertaruh nyawa di sana.

"Pah, Erisya pah." Lirih Rumi.

"Iya, mama tenang ya, Erisya anak yang kuat. Dia pasti bisa melewatkan semuanya." Romi berusaha menguatkan sang istri.

Menjadi suami sekaligus ayah bukan lah tugas yang mudah, ketika melihat sang istri tengah rapuh, dirinya tidak bisa ikut rapuh juga. Ayah mana yang tidak patah ketika melihat putrinya tengah berjuang, dia hanya bisa memberikan kekuatan dan ketenangan untuk keluarga serta dirinya sendiri.

Lanisa sedari tadi duduk bangun dari kursinya memastikan dokter keluar, dia tidak akan bisa tenang jika belum memastikan sahabat nya itu baik-baik saja.

Dia melirik ke arah kanan yang berjarak beberapa meter dari tempat dia berdiri saat ini. Dia sedikit mengeryitkan dahinya ketika melihat Rangga yang tengah bersandar di sebuah tembok, Lanisa juga bisa melihat wajah khawatir pria itu.

Lanisa berniat menghampiri nya. "Fathir-" Panggilnya.

Rangga langsung menoleh ke arah Lanisa. "Udah ada kabar dari Erisya?" Dapat di dengar nada tanya Rangga menyiratkan kekhawatiran.

"Belum." Lirih Lanisa. "Lo tau Erisya kecelakaan dari mana?"

"Gue liat langsung di tempat kejadian."

Hijrah Bersamamu (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang