c9

50 5 0
                                    

Waktu pulang kerja tinggal beberapa menit. Dan seorang gadis bermata kucing itu terasa bingung dengan sang atasan yang nampak gelisah, bingung dan ntah apa yang dia rasakan.

Sedikit mengusak rambut, lalu kembali cemberut dan menggelengkan kepala. Ntah apa yang difikirkan itu. Gadis itu menghampiri sang atasan dimejanya.

"apa anda membutuhkan sesuatu sajangnim?" tanyanya setelah mendekati meja sang atasan.

"eoh chae. Emm tidak. Tapi chae emm eottokhe?" jawab dan pertanyaan yang terasa membingungkan.

Chaerin mengernyit dengan tingkah seungri. Apanya yang eottokhe batinnya menggerutu tak jelas.

"apa maksudmu itu? Kau ada masalah apa sih?" tanya chaerin kepo.

"ituu.. Emm.. Chaeee?" seungri merasa bungung harus berkata apa. Dia merasa ingin memecahkan kepalanya saja.

"ck. Bisakah kau cerita dengan benar? Sebentar lagi waktu pulang dan kupastikan aku tak menunggumu disini hanya karna ceritamu yang panjang" sungut chaerin.

Seungri mencebikkan mulutnya.
"ck. Aku bingung cerita denganmu atau tidak" jawab seungri jujur.

"yasudah kalau tak ingin cerita. Aku akan berkemas dan pulang" jawab chaerin dan beranjak dari duduknya dihadapan seungri.

"eyy tunggu dulu. Aku memang tak ingin cerita tapi aku juga butuh teman cerita. Aku butuh solusi" ucap seungri menahan pergerakan chaerin yang ingin menjauh.

Chaerin menghembuskan nafasnya dan kembali duduk dengan baik.
"jadi apa kau memiliki masalah sehingga kau kebingungan sajangnim?" tanya chaerin lembut namun beda dengan tatapan matanya yang terlihat kilatan petir.

"Hah chae. Emm begini sahabatku me-"
"jadi karena sahabatmu itu kau kebingungan pantas saja kau seperti orang gila" potong chaerin sebelum seungri selesai dengan kalimatnya.

"YAK bisakah kau dengarkan dulu" teriakan serta geraman seungri dikeluar kan.

"haha baiklah.. Baiklah. Lanjutkan" tutur chaerin dengan menahan semua ketawanya.

Seungri kembali mendengus sebelum melanjutkan kalimatnya.
"emm.. Dia mengajaku bertemu saat pulang kerja nanti. Menurutmu bagaimana?"Tanya seungri dengan ekspresi menuntut jawaban yang pasti.

Chaerin sedikit mengernyit.
"ya jika kau ingin bertemu ya temui saja. Lagi pula tak ada salahnya bertemu" jawab chaerin acuh.

"ck. Kau itu" geram seungri.
"kau tau aku ingin menghapus perasaanku. Aku sudah berusaha tak berkomunikasi bahkan menemui siluitnya saja tidak" jawab seungri sambil mengacak rambutnya.

Chaerin berdehem untuk membuat seungri fokus pada dirinya. Dan itu berhasil membuat seungri berhenti bertingkah dengan gerutuan dan mengacak rambut. Seungri menatap lekat mata chaerin.

"jadi apa usahamu itu berhasil tuan lee?" tanya chaerin. Dengan menatap tajam seungri.

Seungri kembali memasang wajah cemberutnya. Dan menggeleng.
"Tidak, sama sekali tidak terhapus." ucapnya dengan lesu.

Chaerin menghembuskan nafasnya.
"sama, aku juga tak berhasil menghapusnya jika aku menghindarinya, yang ada dia akan selalu muncul dikepalaku" ucap chaerin dengan dengusan.

"lalu? Bagaimana caranya?" tanya seungri.
"yasudah temui dia, tak ada gunanya kau menghindarinya, karena itu akan membuat dirimu semakin sulit melupakannya" tutur chaerin dengan sedikit senyuman.

"lalu? Nanti jika aku semakin sulit menghapusnya gimana?"
"seungri-a, kau hanya perlu menghapus perasaanmu bukan orang yang membuat perasaan. Jadi jangan hindari dia, tapi kontrol hatimu saat bersamanya, ikhlaskan hatimu jika dia memilih orang lain. Itu dapat membantu mengurangi bertambahnya perasaanmu" terang chaerin lembut.

Try Removing✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang