c21

41 5 0
                                    

Chaerin memasuki ruangan khusus. Dan menidurkan yoonji dibrankar.
"dimana dokter V sus hiks" tanya chaerin dengan masih terisak.

"dia sudah menuju kesini nyonya chae" jawab sang suster dengan mempersiapkan alat pemeriksaan.


BRAK~


Seorang pria berjas memasuki ruangan dengan membuka kasar pintu.
"astaga chae apa yang terjadi" pekiknya.

"hiks oppa tolong putri kecilku hiks dia hiks dia tak sadarkan diri oppa~"adu chaerin dengan tangisan.

Pria itu memandang gadis kecil yang ditidurkan dibrankar.
"tenanglah chae. Suster tolong obati luka chaerin. Dan aku akan mengecek kondisi yoonji" arahnya pada sang suster.

Dan suster itu segera mendudukan chaerin disalah satu kursi rawat dan mengobati luka chaerin dipelipis, dan darah yang masih mengalir dilengan kirinya. Sepertinya tergores karena tembakan.



Jiyong hanya dapat terdiam memandang semuanya. Hatinya ikut perih melihat chaerin yang menangis. Tapi dia tak bisa melakukkan apapun.

Setelah selesai ditangani chaerin kembali mendekat pada brankar yang terdapat dokter V.

"apa yang terjadi padanya? Apa putriku baik-baik saja" tanya chaerin pada dokter V.

"tidak apa-apa, tidak ada yang parah. Dia hanya pingsan karena terkena benturan dan lebam ini sudah kuberi obatnya. Tenanglah chaerin-a" tuturnya.

"gomawo oppa"
"sebenarnya apa yang terjadi? Apa mu-" ucapan dokter V terpotong karena gebrakan pintu yang dibuka kasar.



BRAK~




Seorang pria masuk diikuti 2 bodyguard. Dan memandang semua orang. Tapi mendadak matanya menatap tajam pada satu orang.

Jiyong menyadari pria yang masuk tadi menatapnya tajam. Dia merasa kikuk dan memilih berpamitan.
"sepertinya aku akan pulang chae, semoga kalian lekas sembuh. Aku permisi" ucapnya sebelum berlalu keluar.

Chaerin yang melihat itu hanya memandang.
"kejarlah chae, yoonji disini bersamaku" ucap yoongi. Ya pria yang masuk tadi adalah yoongi.

Chaerin mengangguk dan keluar.

"Ji oppa" teriaknya setelah melihat siluit jiyong yang memang belum jauh berjalan.

Jiyong menoleh mendapati chaerin yang sedikit berjalan cepat kearahnya.
"hunchae-a" gumamnya lirih.

Chaerin tiba dihadapan jiyong.
"gomawo oppa, kau telah menolongku tadi" ucap chaerin.

Jiyong tersenyum tipis menatap wajah chaerin. Jiyong mengangkat tangannya mengelus luka yang tertutup perban dipelipis chaerin.
"apa ini sakit? Maaf aku tak bisa menyelamatkanmu lebih cepat"

Chaerin tersentak dengan usapan tangan jiyong dan perkataan jiyong ditambah air mata yang tiba-tiba keluar tanpa adanya isakan.
"op-pa ke-napa ka-u mena-ngis?" gagap chaerin.

"oh em ani, aku hanya merasa lega kau masih baik-baik saja" ucap jiyong dengan menghapus air mata yang menetes.

Chaerin ingin mengeluarkan suara sebelum mendengar ponsel jiyong yang berbunyi. Jiyong melihat ponselnya dan tertera nama sandara disana dia mengangkat panggilan itu. chaerin hanya terpaku melihat siapa yang menghubungi.

"YAK kau di-"
"aku segera pulang" ucap jiyong cepat memotong omelan orang diseberang sana dan memutus sambungan secara sepihak.

"aku akan pulang. Kembalilah kedalam, mungkin saja putri kecilmu sedang mencarimu"

Try Removing✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang