12. Sebuah Kebodohan

1.2K 175 39
                                    

Somi merapikan poninya sebelum ia meninggalkan kamar dengan nuansa cokelat itu. Ia berlari dengan semangat untuk bertemu dengan Haechan setelah yah kurang lebih sudah sebulan mereka tidak bertemu karena Somi yang sibuk dengan comebacknya dan Haechan mempersiapkan lagu terbaru dan juga jadwal lainnya.



"Bye dad" ucap Somi sambil mencium sekilas pipi ayahnya.

"Dia tidak menjemputmu?" tanya ayahnya

"Nope. Kita bertemu di restoran biasa" jawab Somi sambil tersenyum kecil dan meninggalkan sang ayah yang sedang makan.


Somi mengedarkan pandangannya ke arah restoran yang sudah ia reservasi. Namun, netranya tidak menangkap sosok sang kekasih duduk di sana. Somi melirik jamnya karena ia mengira ia datang lebih cepat tapi ternyata tidak. Bahkan Somi terlambat 5 menit untuk itu. Gadis itu kemudian duduk dan memesan beberapa menu pendamping sembari menunggu Haechan dan menghubungi kekasihnya.











Tapi sayang sekali, Haechan tidak merespon panggilannya sama sekali.














"Somi-ya, apa kau tidak memesan lebih untuk Haechan?" tanya pelayan yang sudah Somi anggap sebagai temannya.

"Tidak eonni. Aku menunggu Haechan saja, rasanya ini sudah cukup. Nanti aku akan memanggilmu jika kurang" jawab Somi yang dibalas anggukan oleh pelayan tadi.








Somi memutuskan untuk terus menerus menghubungi kekasihnya. Bagaimanapun tidak biasanya Haechan terlambat. Karena tak kunjung menerima balasan, Somi menelfon manajer dan juga member NCT yang lain untuk menanyakan kabar kekasihnya.











Kalian tau bagaimana jawaban mereka?


'Haechan? Bahkan ia sudah pergi dari satu jam yang lalu'


Dan Somi kembali menghela nafasnya. Ia akan menunggu Haechan sampai laki-laki itu datang.

***

Somi menatap jam di handphonenya dengan gusar. Sudah 3 jam ia menunggu Haechan tapi laki-laki itu tidak kunjung datang. Bahkan matahari sudah hampir tenggelam, Haechan belum juga menampakkan batang hidungnya.


Bibi dan pelayan restoran merasa kasihan. Mereka sudah menyiapkan banyak makanan yang sudah dipanaskan berkali-kali sesuai keinginan Somi namun kekasih gadis itu tidak juga datang.


"Somi pulanglah. Mungkin ada kendala yang Haechan alami, kau bisa menghubungi kerabatnya nanti di rumah" suruh bibi pemilik restoran itu sambil mengelus kepala Somi.


"Benar imo, sebaiknya aku pulang sebelum larut" jawab Somi putus asa sambil merapikan barang-barangnya.

"Terima kasih imo, aku pulang"


Somi sangat malu. Ia malu mendapat tatapan kasihan dari pelayan-pelayan restoran itu. Tidak masalah kocek yang dia habiskan, namun ia takut. Entah apa yang orang-orang fikirkan dengan kekasihnya? Sebenarnya kemana pria itu? Ia bahkan mengabaikan telfon Somi yang sudah beratur-ratus kali dilakukan gadis itu.


Somi berjalan gontai melewati jalanan yang ramai di malam minggu itu. Ia menatap iri pasangan-pasangan yang berbahagia, sedangkan dirinya kesal, sedih, marah dan entahlah ia juga bingung dengan moodnya saat ini.


Langkah Somi terhenti di sebuah taman yang dihiasi kolam-kolam kecil dan berada di pinggiran Sungai Han. Ia mendudukan dirinya pada sebuah anak tangga dan melihat lampu-lampu Kota Seoul yang mulai terlihat. Ia mengedarkan pandangannya hingga netranya menatap seorang laki-laki yang mirip dengan Haechan yang sedang duduk dan merangkul seorang gadis.
































Behind The Scene (Haechan x Somi) x 00 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang