Somi kembali mengulurkan tangannya yang memegang 3 buat paper bag ke arah seorang lelaki yang terlihat terus menggeleng menolak pemberian Somi.
"Aku mohon" ucap Somi
"Pokoknya aku tidak mau" jawab pria itu membuat Somi mendesah
"Baiklah, aku buang saja" ucapnya yang membuat pria itu mengalah.
"Noona please, aku tidak tega melihatmu seperti ini"
"Baiklah aku akan memberikan ini pada Haechan hyung, hanya ini sajakan?"
"Iya, semua sudah ada di sini. Terima kasih Chenle" ucap Somi.
Chenle menerima paper bag yang berisi barang pemberian Haechan dan juga baju-baju Haechan yang tertinggal di rumahnya. Somi terlihat sangat niat untuk melupakan pria itu rupanya. Persetan dengan semuanya, hatinya terlanjur sakit karena pengkhianatan pria itu.
"Noona, kita tetap bertemankan?" tanya Chenle
"Tentu saja, tidak ada alasan aku menjauhi kalian semua"
***
"DONGHYUCK HYUUUNGGGG" teriak Chenle sambil membuka kamar Haechan yang gelap gulita dan sangat dingin. Tangannya terulur ke samping pintu untuk meraih saklar lampu dan ketika lampu menyala, Chenle menganga melihat keadaan kamar Haechan.
"Ini kamar Haechan hyungkan? Bukan kapal Titanic?" gumamnya sambil berusaha berjalan ke arah kasur Haechan. Sesekali kakinya menyingkirkan barang-barang dan pecahan vas serta remot tv dan tak lupa keyboard komputer yang sudah tidak berbentuk lagi.
"Hyung, hyung ini Lele" ucap Chenle sambil mengguncangkan bahu Haechan.
"Hyung, Somi Noona menitipkan—"
"MANA SOMI??!!'
Begitu mendengar nama gadisnya, Haechan sontak membuka matanya yang membuat Chenle memundurkan badannya kaget.
"Tidak, Somi Noona tidak kesini. Ia menitipkan ini padaku hyung, aku letakan di sini ya aku buru-buru juga" jelas Chenle sambil menaruh paper bag pemberian Somi tadi.
"Hyung, jangan terpuruk begini aku sedih melihatmu. Aku akan memanggil tukang bersih-bersih untuk merapikan kamarmu—"
"—tenang aku yang bayar" ucap Chenle kemudian pergi meninggalkan kamar Haechan.
Haechan meraih paper bag itu dan membuka isinya. Ternyata semua barang pemberiannya dikembalikan oleh Somi. Beberapa baju kaos dan sweater Haechan juga ada di sana. Haechan menengadahkan kepalanya untuk menghindari air matanya yang kembali menetes.
"Kamu niat banget? Kamu mau aku nyerah ya?" gumam Haechan sambil terkekeh dalam tangisnya.
"Kalau emang itu mau kamu, Som"
-
-
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Scene (Haechan x Somi) x 00 Line
Fiksi Penggemar"Ini karirku dan aku yang berhak memutuskan" - Jeon Somi "Bisa tidak jangan keras kepala?" - Lee Haechan